Suara.com - Inspiratif, Abadikan Bekas Luka Pasien Kanker untuk Penelitian
Kanker seringkali tak hanya merenggut nyawa, tapi juga beberapa anggota bagian tubuh. Hal ini harus dikorbankan demi kesembuhan para penderitanya.
Untuk memberikan pandangan jujur mengenai efek dari penyakit ini, Stand Up To Cancer, sebuah yayasan yang mendanai berbagai penelitian kanker, melakukan pemotretan bersama 16 lelaki dan perempuan yang telah didiagnosis menderita kanker.
Dilansir dari Metro, proyek ini disebut 'Defiance', bertujuan untuk menampilkan realitas kanker yang sebenarnya. Orang-orang dalam foto memiliki semua bekas luka dan perubahan pada tubuh mereka, besar atau kecil, sebagai bukti kekuatan dan pengorbanan mereka melawan penyakit ini.
Dipotret oleh fotografer Ami Barwell, proyek ini merupakan kelanjutan dari seri 'Mastectomy' pada tahun 2017. Tahun ini, Ami telah memperluas seri ini di luar luka mastektomi, untuk mencerminkan beragam pengalaman.
Baca Juga: Penelitian: Lansia yang Berjalan Lambat Berisiko Idap Penyakit Serius
"Bagi saya, kanker tidak cantik, bisa gelap, menyakitkan, dan destruktif. Tapi kita tidak bermain sesuai aturan kanker. Orang-orang ini kuat, cantik dan, yang paling penting, menantang," ungkapnya.
Seri pemotretan ini diakui Ami terinspirasi oleh ibunya yang menderita kanker payudara dua kali, sehingga subjeknya sangat dekat dengan hatinya.
"Saya ingin meningkatkan kesadaran akan kanker payudara sebanyak mungkin, menunjukkan kepada para perempuan memamerkan bekas luka mereka dalam serangkaian potret adalah tindakan berani dan jujur," jelasnya.
Dia senang, menerima berbagai respon yang sangat positif yang disampaikan melalui email dari perempuan di seluruh dunia, menjelaskan bagaimana fotonya sangat menginspirasi mereka dan memberi mereka kekuatan.
"Bagi banyak orang, ini adalah foto-foto pertama yang mereka lihat menunjukkan bahwa perempuan pasca-mastektomi cantik, seksi, kuat dan luar biasa. Saya tahu saya harus terus meningkatkan kesadaran dengan Stand Up To Cancer dan memberdayakan orang melalui foto-foto saya" ungkapnya.
Baca Juga: Perempuan Berkacamata Lebih Cantik di Mata Pria, Ini Kata Penelitian
Deborah James, dari London, tampil dalam pemotretan. Deborah menderita kanker usus stadium 4 dan dikenal di media sosial sebagai 'Bowel Babe'.
"Saya hidup dengan kanker stadium 4, tetapi Anda tidak akan mengetahuinya jika Anda melihat saya di jalan. Bagi saya, ini tidak didefinisikan oleh kanker saya, saya ingin dilihat sebagai perempuan, dan ya, kadang-kadang saya masih ingin terlihat seksi," ujar Deborah.
Melakukan pemotretan untuk Stand Up To Cancer ini, ;anjut Deborah sangat memberdayakan. Bekas luka yang kadang-kadang memengaruhi kepercayaan dirinya, membuatnya belajar untuk menghargai tubuhnya sendiri apa adanya.
Sama seperti Deborah, hal ini juga dialami Tasha Jilka, 27 tahun, dari Leicester. Dia didiagnosis menderita neuroblastoma pada 2010, dan penyakit ini telah memengaruhi wajah dan hidungnya.
"Saya didiagnosis menderita kanker tepat sebelum ulang tahun ke 18 saya dan ini secara besar-besaran memengaruhi kepercayaan diri saya. Kanker saya telah benar-benar mengubah wajah saya, jadi itu bukan sesuatu yang bisa saya sembunyikan," dia menjelaskan.
Namun, kini Tahsa mengaku selama sembilan tahun terakhir dirinya menggunakan wajahnya sebagai simbol kekuatan, sesuatu yang menunjukkan semua yang sudah ia alami.
Mark Douglas (Doug), dari London, hidup dengan kanker tiroid, Dia mengisahkan jika dirinya didiagnosis menderita kanker ketika berusia 30 tahun dan hal ini memberikan dampak psikologis pada dirinya dan keluarganya dengan sangat besar.
"Saya memiliki bekas luka di leher saya dari operasi, tetapi perubahan fisik utama bagi saya adalah bagaimana itu mengubah suara saya, yang hampir seperti bekas luka yang tak terlihat. Saya sangat senang menjadi bagian dari proyek ini untuk Stand Up To Cancer, karena penyakit ini datang dalam segala bentuk dan ukuran dan saya ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa kita semua bisa menentang dengan cara kita sendiri," kata dia.
Proyek Stand Up To Cancer mendanai penelitian kanker yang menyelamatkan jiwa. Hingga saat ini, kampanye tersebut telah mengumpulkan lebih dari 62 juta Pound Sterling atau sekitar Rp 1,1 triliun untuk mendanai 52 uji klinis dan proyek, yang melibatkan lebih dari 11.000 pasien.