Deva Mahendra Optimis Bisnis Es Kopi Bisa Bertahan di Indonesia

Rabu, 09 Oktober 2019 | 18:43 WIB
Deva Mahendra Optimis Bisnis Es Kopi Bisa Bertahan di Indonesia
Ilustrasi kopi susu. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Deva Mahendra Optimis Bisnis Es Kopi Bisa Bertahan di Indonesia

Memiliki kecintaan terhadap kopi, aktor Deva Mahendra merintis bisnis kopi. Meski dihadapkan dengan banyaknya kompetitor dengan bisnis serupa ia yakin bisnis kopinya tetap mendapat tempat di hati pecinta kopi.

"Menjalani bisnis yang saya suka atau minimal saya paham sedikit adalah komitmen. Kopi tidak lepas dari keseharian saya. Jadi saya rasa kenapa tidak dengan keseriusan ini dijadikan sesuatu yang bisa menghasilkan, bukan hanya untuk kami, tapi untuk orang banyak. Setidaknya kami bisa membuka lapangan pekerjaan, dan sekarang ini kami menuju 100 cabang," ujar pemilik Foresthree Coffee kepada Suara.com belum lama ini di Jakarta.

Baca Juga: Deva Mahenra Bantu Papua Lewat Kopi

Lelaki kelahiran Makasar itu mengakui bisnis yang dijalaninya menambah pundi-pundi uang dan bisa menjadi investasi di masa depan. Untuk konsepnya sendiri, Deva Mahendra menjelaskan secara gamblang bahwa pada awalnya ia hendak mendirikan coffee shop untuk para advanced coffee drinker.

Namun seiring berjalannya waktu ia sadar penting juga memikirkan selera market lainnnya.

"Setelah kurang lebih satu tahun meluncurkan brand kopi sendiri, menurut saya tren es kopi susu masih akan bertahan sekurang-kurangnya hingga 5 tahun ke depan. Hal ini bisa dilihat dari meningkatnya animo masyrakat Indonesia dalam mengonsumsi kopi," ucapnya.

Deva Mahendra. (Suara.com/Vessy Frizona)
Deva Mahendra. (Suara.com/Vessy Dwirika Frizona)

Bahkan, daerah-daerah lain di luar Jabodetabek menunjukkan tren positif dalam jumlah transaksi. Berdasarkan pengalaman, di luar cabang pertama (Jakarta Selatan) untuk penetrasi brand kopinya rata-rata cukup berhasil, di Surabaya sudah ada 2 cabang.

Yang paling mengejutkan di Padang, transaksi perharinya bisa mencapai 2-3 kali lipat dari Jabodetabek.

Baca Juga: Jadi Duta Wisata Papua, Deva Mahendra Ceritakan Sulitnya Kondisi di Asmat

"Sebagai brand kami ingin mengontrol dan menjaga kualitas, tidak seenaknya ngasih harga, dan terus semangat berinovasi untuk memberikan yang terbaik kepada konsumen," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI