Suara.com - Setiap tahunnya, kompetisi Vans Custom Culture diadakan untuk menjaring seniman di seluruh dunia membuat desain sneakers terbaik mereka.
Pemenangnya akan dipilih melalui voting dan menerima hadiah sebesar USD 25.000 atau sekitar Rp 353 jutaan. Selain itu, desain sepatu yang menang akan diproduksi langsung oleh Vans.
Namun, dilaporkan Highsnobiety, kompetisi tahun ini mendapat sorotan tajam bahkan kecaman. Hal ini bermua dari desain yang dibuat seniman asal Kanada "Naomiso" menggambarkan dukungan terhadap gerakan pro-demokrasi Hong Kong.
Visual desain itu menampilkan ilustrasi para demonstran di sisi sepatu, serta payung kuning di bagian depan.
Baca Juga: Dukung Bulan Kesadaran Kanker Payudara, Vans Rilis Koleksi Khusus
Sejak voting dibuka 1 Oktober lalu, desain dari Naomiso mendapatkan lebih dari 30.000 vote. Hal itu menjadikannya desain dengan perolehan suara tertinggi.
Namun tiba-tiba, pada Sabtu (05/10/2019) akhir pekan kemarin, Vans memberi pengumuman bahwa beberapa kiriman desain telah dihapus dari kompetisi.
"Sebagai merek yang terbuka untuk semua orang, kami tidak pernah mengambil posisi politik dan karenanya meninjau desain untuk memastikan mereka sejalan dengan nilai-nilai yang telah lama dijunjung tinggi yaitu rasa hormat dan toleransi," ujar Vans di unggahan Facebook.
Meski tidak merujuk secara langsung pada desain Naomiso, desain sneakersnya telah dihapus dari situs web kompetisi.
Keputusan Vans rupanya menyulut kemarahan dari pendukung demonstrasi Hong Kong disertai tagar #boycottVans di media sosial.
Baca Juga: Vans Rilis Koleksi Sepatu yang Terinspirasi Pelukis Meksiko, Frida Kahlo
Mereka mulai mengunggah video dan foto diri mereka melemparkan sepatu Vans mereka ke tempat sampah, bahkan membakarnya.