Suara.com - Hari ini, Senin (7/10/2019), Kota Yogyakarta merayakan Hari Ulang Tahun yang ke-263.
Selain dikenal sebagai kota pelajar, Yogyakarta juga merupakan kota budaya yang pesonanya senantiasa mampu memikat wisatawan.
Salah satu destinasi yang banyak dicari turis saat berkunjung ke Yogyakarta adalah Tugu Pal Putih yang terletak di persimpangan Jalan Sudirman, Jalan AM Sangaji, Jalan Diponegoro, dan Jalan Mangkubumi.
Wajar, monumen berwarna putih-keemasan yang berada di kota Yogyakarta tersebut merupakan salah satu ikon bersejarah kota.
Dalam rangka ulang tahun Kota Yogyakarta, kali ini Suara.com telah merangkum beberapa fakta seputar Tugu Yogyakarta. Yuk simak!
Baca Juga: HUT Yogyakarta ke 263, Ini 5 Hal yang Bikin Kota Yogya Selalu Dirindukan
1. Usianya sudah hampir 3 abad
Tugu Yogyakarta atau Tugu Pal Putih dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I pada tahun 1755, tepatnya setelah pembangunan Keraton Ngayogyakarta.
Meski monumen ini dibangun sebagai simbol kota Yogyakarta, tugu Yogya juga dipercaya memiliki nilai mistis karena lokasinya yang berada satu garis dengan Gunung Merapi, Keraton, dan Laut Selatan.
2. Disebut juga tugu Golong Gilig
Bentuk asli Tugu Yogyakarta sebenarnya tidaklah seperti yang kita kenal sekarang. Saat dibangun dulu, Tugu Yogyakarta memiliki bentuk golong-gilig.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ternyata Ini Sejarah di Balik Hari Jadi Kota Yogyakarta
Gilig berarti silinder sementara Golong adalah bentuk seperti bola pejal. Hal ini mengacu pada bentuk asli tugu yang berbentuk silindris dan menyangga bola pejal.
Konon, bentuk tersebut memiliki arti persatuan antara Keraton Yogyakarta dengan rakyatnya.
3. Sempat hancur di tahun 1867
Sekitar 100 tahun setelah pembangunannya, Tugu Yogyakarta sempat runtuh karena gempa hebat yang melanda Yogyakarta.
Saat itu, Tugu Yogya hancur menjadi 3 bagian dan sempat terbengkalai. Namun, pada tahun 1889, pemerintah Belanda memperbaiki tugu tersebut di bawah pengawasan Patih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo V.
4. Bentuknya berubah dan menyusut 10 meter
Aslinya, Tugu Yogyakarta yang dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I dulu memiliki tinggi 25 meter.
Namun, saat rusak dan dibangun kembali oleh Belanda, tinggi tugu berubah menjadi 15 meter saja. Bahkan, bentuknya pun menjadi persegi sementara puncaknya berubah runcing.
Awalnya, hal ini dilakukan Belanda untuk meregangkan hubungan antara masyarakat dan Keraton. Namun, warga Yogyakarta saat itu menyadari niatan buruk tersebut.
Tugu baru ini lantas diresmikan Sri Sultan Hamengkubuwono VII pada 3 Oktober 1889 dan dinamai Tugu Pal Putih.
5. Memiliki simbol bintang dengan enam sudut
Salah satu simbol di Tugu Yogyakarta yang dapat terlihat jelas adalah simbol bintang dengan enam sudut atau yang dikenal juga dengan nama Bintang David.
Selain itu, simbol lain yang terlihat di Tugu Yogya adalah deretan titik warna emas, sudut yang meruncing, dan daun loto.
Sementara, bagian tugu yang paling menarik atensi adalah puncaknya yang berbentuk spiral menyerupai tanduk unicorn dan disebut untiran kemuncak.