Konon, bentuk tersebut memiliki arti persatuan antara Keraton Yogyakarta dengan rakyatnya.
3. Sempat hancur di tahun 1867
Sekitar 100 tahun setelah pembangunannya, Tugu Yogyakarta sempat runtuh karena gempa hebat yang melanda Yogyakarta.
Saat itu, Tugu Yogya hancur menjadi 3 bagian dan sempat terbengkalai. Namun, pada tahun 1889, pemerintah Belanda memperbaiki tugu tersebut di bawah pengawasan Patih Dalem Kanjeng Raden Adipati Danurejo V.
Baca Juga: HUT Yogyakarta ke 263, Ini 5 Hal yang Bikin Kota Yogya Selalu Dirindukan
4. Bentuknya berubah dan menyusut 10 meter
Aslinya, Tugu Yogyakarta yang dibangun oleh Sultan Hamengkubuwono I dulu memiliki tinggi 25 meter.
Namun, saat rusak dan dibangun kembali oleh Belanda, tinggi tugu berubah menjadi 15 meter saja. Bahkan, bentuknya pun menjadi persegi sementara puncaknya berubah runcing.
Awalnya, hal ini dilakukan Belanda untuk meregangkan hubungan antara masyarakat dan Keraton. Namun, warga Yogyakarta saat itu menyadari niatan buruk tersebut.
Tugu baru ini lantas diresmikan Sri Sultan Hamengkubuwono VII pada 3 Oktober 1889 dan dinamai Tugu Pal Putih.
Baca Juga: Wajib Tahu, Ternyata Ini Sejarah di Balik Hari Jadi Kota Yogyakarta
5. Memiliki simbol bintang dengan enam sudut