Suara.com - Festival lingkup nasional yang dihelat institusi atau komunitas orang dewasa tentu sudah biasa. Namun di Kabupaten Jember, Jawa Timur, sebuah festival seni budaya skala nasional digarap seluruhnya oleh anak-anak SD.
Penyelenggara acara bertajuk "Pesona Mutiara Nusantara" (PMN) ini terdiri atas para siswa kelas 5 dan kelas 6 SDK Maria Fatima 3 Jalan Mojopahit VI Sempusari Jember. Anak-anak berusia sekitar 10-12 tahun ini mengurusi semua lini persiapan hingga pelaksanaan mulai aspek acara, promosi, perlengkapan, keamanan hingga konsumsi dan kebersihan.
PMN sendiri rencananya digelar seharian penuh pada Sabtu, 7 Desember 2019 di area SDK Maria Fatima 3 Jember. Menurut Ketua Penyelengara PMN, Patricia Amori Deo, acara ini menjadi ajang pembuktian bahwa siswa SD pun bisa merancang sebuah kegiatan besar yang melibatkan banyak orang dari berbagai kalangan. Tidak sekadar mengundang siswa dari SD lain, PMN pun mengajak para siswa dari SMP dan SMA untuk berpartisipasi menampilkan kemampuan seni dan budayanya.
"Ini acara seni dan budaya anak Indonesia dari, oleh, dan untuk siswa. Dalam menyiapkannya, memang perlu daya kreativitas tinggi untuk ide dan kerja sama tim yang bagus. Bagi saya, ini juga wadah ujian potensi kepemimpinan," tutur Patricia Amori Deo, seorang siswi kelas 6 SD.
Baca Juga: Kemnaker dan Jepang Mengadakan Pelatihan Mekanik Otomotif
Ia sendiri sedang merintis bisnis kedai bernama "Bukan Sekadar Air" atau "Bu' Kadir", juga mengelola coworking space bernama "TimeLine". Ditambahkannya bahwa pertunjukan oleh siswa dalam PMN bertujuan mendidik siswa agar berani tampil di ruang publik.
Patricia Amori Deo juga menekankan, PMN SDK Maria Fatima 3 Jember lebih menitikberatkan aspek kompetensi ketimbang kompetisi. Kompetensi yang dimaksud antara lain dalam pengembangan soft skill seperti public speaking, live performance hingga speech promotion.
"Kami yakin bahwa kepercayaan diri sangat menentukan kesuksesan saat dewasa nanti," pungkasnya.
Kepala SDK Maria Fatima 3 Jember, J. Adiyanto mengungkapkan, PMN sama sekali tidak mengandalkan sponsor. Pihak sekolah pun tidak mengeluarkan dana untuk acara ini.
"Semua biaya murni dari para donatur atas pendekatan dari anak-anak yang menjadi penyelenggara acara. Karena itu kami sangat mengapresiasi kerja para siswa ini," jelas J Adiyanto dengan bangga.
Baca Juga: Cafe Racer Sampai Angguna Warnai Lifestyle Otomotif Surabaya