Satu Dasawarsa Hari Batik Nasional, Mari Jadikan Batik Khazanah Peradaban

Kamis, 03 Oktober 2019 | 05:00 WIB
Satu Dasawarsa Hari Batik Nasional, Mari Jadikan Batik Khazanah Peradaban
Dalam rangka merayakan satu dasawarsa Hari Batik Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Profesor Doktor, Muhadjir Effendy menjadikan batik sebagai khazanah peradaban. (Suara.com/Vessy Frizona)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Satu Dasawarsa Hari Batik Nasional, Mari Jadikan Batik Khazanah Peradaban

Sepuluh tahun yang lalu, tepatnya pada 2 Oktober 2009, bertempat di Abu Dabhi, Uni Emirat Arab, batik ditetapkan untuk masuk ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO.

Melalui sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage UNESCO, batik resmi menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia ke-3 setelah sebelumnya keris dan wayang terlebih dahulu masuk ke dalam daftar ICH UNESCO. Pada naskah yang disampaikan ke UNESCO, batik adalah teknik menghias kain yang mengandung, nilai, makna dan simbol-simbol budaya.

Dalam rangka merayakan satu dasawarsa Hari Batik Nasional, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Profesor Doktor, Muhadjir Effendy mengajak mari menjadikan batik sebagai khazanah peradaban.

Baca Juga: Mengapa Batik Identik dengan Tanah Jawa?

"Perayaan Dasawarsa masuknya batik ke dalam daftar ICH UNESCO kali ini mengusung tema Batik, Khazanah Peradaban. Batik menjadi kekayaan peradaban bangsa ini, sudah sepantasnya kekayaan ini diwariskan kepada anak-cucu kita. Batik, Khazanah Peradaban kita, juga khazanah peradaban dunia," ucap Menteri Muhadjir dalam acara Dasawarsa Batik sebagai Warisan Budaya Tak Benda, di halaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rabu (2/10/2019).

Lebih lanjut ia menyampaikan, batik tidak hanya berbicara tentang motif-motif batik yang indah dan bermakna saja. Dalam sehelai kain batik merupakan penanda jaman dan bagian dari literasi serta sejarah bangsa. Keragaman motif secara luas mencerminkan berbagai pengaruh, mulai dari kaligrafi Arab, karangan bunga Eropa, dan burung phoenix Cina hingga bunga sakura Jepang dan burung merak India atau Persia.

"Di dalam selembar kain batik kita dapat melihat bahwa kebudayaan bangsa Indonesia dipengaruhi oleh berbagai bangsa yang datang dan bertemu dengan orang-orang Indonesia," sambungnya.

Batik saat ini sudah dikenal secara luas, anak-anak muda yang pada awalnya malu menggunakan batik yang dianggap menggambarkan orangtua, saat ini sudah kembali bangga mengenakannya untuk pakaian sehari-hari. Industri Mode berlomba mengangkat batik dengan berbagai gaya dan rancangan sehingga juga dapat diterima oleh masyarakat di luar Indonesia.

"Perkembangan batik saat ini sudah sangat luar biasa. Berbagai motif batik hadir dengan warna-warna yang indah. Tetapi bagaimana pengrajin batik di bagian hulu yang tidak tersentuh dengan hiruk pikuk batik saat ini bergerak," tambahnya.

Baca Juga: Hari Batik Nasional, Kenapa Batik Identik dengan Tanah Jawa?

Sebagai penutup ia menyampaikan, batik telah menjadi tamu kehormatan di negara lain, sudah sepantasnya Indonesia menjadi tuan rumah bagi batik itu sendiri. Bersama kita jaga dan lestarikan batik sebagai mahakarya bangsa Indonesia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI