Suara.com - Di Dubai dan Kazakhstan, ada etika unik saat menyuguhkan secangkir teh.
Jika tuan rumah menghidangkan teh setengah gelas, hal itu menandakan keinginannya untuk berbincang lama dengan sang tamu.
Namun, jika segelas teh disuguhkan dalam kondisi penuh, hal ini mengindikasikan tuan rumah ingin tamunya beranjak dengan segera. Unik bukan?
Tak hanya Dubai dan Kazakhstan, berbagai negara juga memiliki etika makan yang tak kalah unik lho. Empat di antaranya dihimpun Suara.com di sini.
Baca Juga: Video Emak-emak Rebutan Rendang Viral, Ini Etika Makan Prasmanan yang Benar
Tak perlu habiskan makanan di China
Jika kita di Indonesia, terbiasa dengan tradisi melahap hidangan hingga habis, berbeda halnya di China.
Di Negeri Tirai Bambu menghabiskan makanan dengan sempurna dan tak bersisa menandakan sang tuan rumah tak cukup sanggup memuaskan tamunya.
Menghabiskan makanan di China juga perlambang sang tamu masih begitu lapar. Sebab itu masyarakat disana terbiasa menyisakan makanan demi menghormati tuan rumah.
Jangan meminta keju pada chef di Italia
Baca Juga: 10 Etika Makan dan Minum Paling Unik di Dunia
Di Italia, jangan pernah sekalipun meminta tambahan keju atau extra cheese pada chef, sebab hal ini menandakan betapa kita telah merendahkan martabat sang juru masak.
Hati-hati meminta garam dan merica di Mesir dan Portugal
Sementara di Mesir dan Portugal, meminta tambahan garam dan merica menandakan betapa kita tak puas pada makanan yang disajikan sang chef.
Naruh sumpit di Jepang Nggak Boleh Sembarangan
Berhati-hatilah saat mencecap makanan menggunakan sumpit di Jepang.
Sebab meletakkan sumpit dalam posisi tegak lurus vertikal, dianggap menghina tuan rumah.
Sumpit vertikal di Jepang hanya diperuntukkan untuk orang meninggal.