Sorghum dan Tin, Bahan Baku Makanan Sehat Naik Kelas di Pesona JNE

Sabtu, 28 September 2019 | 13:41 WIB
Sorghum dan Tin, Bahan Baku Makanan Sehat Naik Kelas di Pesona JNE
Bahan baku makanan sehat kini jadi concern milenial, Sorghum dan Tin curi perhatian.(Suara.com/Silfa Humairah)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Di Pesona JNE saya khusus menjual cookies. Pernah saya dapat pesanan hingga 400 box. Sangat terbantu lah dengan platform digital seperti Pesona. Selain itu, segmen konsumen sorghum ini berbeda-beda. Kalau konsumen dari Surabaya biasanya memesan varian gula. Kalau konsumen dari Bogor dan Bandung, biasanya varian beras,” Yanti menjelaskan.

Keinginan Yanti untuk mengembangkan budidaya sorghum masih terus membara. Bukan hanya diversifikasi produknya, Yanti ingin bisa menggaet lebih banyak petani dan UMKM serta membuka sebuah kawasan agrowisata di NTB khusus produk sorghum. Senada dengan Yanti, Siti Zaenab, dengan brand usaha Teh Daun Tin Zahra Florist asal Bontang, Kalimantan Timur menuturkan sangat terbantu dengan keberadaan Pesona. Memulai riset tentang
manfaat daun tin bagi kesehatan, setahun kemudian, secara offline dan online, Siti mulai mengembangkan teh daun tin (daun buah ara). Sekarang, produknya masuk dalam daftar minuman di Pesona Nusantara dan setiap pekan, Siti bersama dua karyawannya selalu menyiapkan stok produksi 500 kotak daun teh tin.

“Alhamdullilah dengan produk teh tin, saya dapat membawa umrah keluarga saya. Display produk teh tin di Pesona memudahkan saya terhubung dengan konsumen yang lebih luas. Purchase order hingga pengiriman barang tak ribet,” ujar wanita berusia 44 tahun ini. Kini, Siti telah memiliki pelanggan regular hingga ke Taiwan. Mereka yang mengonsumsi teh daun tin ini sudah merasakan manfaat langsung. Daun tin berfungsi sebagai imunomodulator. Hal ini dikarenakan daun tin dapat mengatur sistem kekebalan tubuh. Hal ini telah diperkuat pada hasil
riset yang mengatakan bahwa daun tin bisa merangsang produksi antibodi dan produksi sel limfosit
sehingga mampu menghancurkan pathogen yang masuk ke dalam tubuh.

“Januari 2016 saya diberi oleh-oleh tanaman buah tin ini oleh teman. Pertama saya ragu, mau ditanama di mana. Tahu kan sendiri kan kondisi cuaca dan tanah di Bontang ini. Saya akhirnya coba menanamnya dalam pot di balkon rumah saya. Dengan perawatan maksimal, ternyata tumbuh subur. Buahnya manis, bahkan saya jual buahnya, Rp 40.000 empat biji. Laris manis,” kenangnya.

Baca Juga: Kreatif, Penjual Makanan Ini Terinspirasi dari Grup Musik Heavy Metal

Ketika musim hujan, Siti merasa tak berdaya menyaksikan guguran daun tin yang berserakan di sekitar rumahnya. Ia terdorong untuk mencari cara mengolah daun tin agar dapat dimanfaatkan. Melalui grup Facebook dan WhatsApp, Siti akhirnya mendapatkan bekal bagaimana mengolah daun tin menjadi teh. Inovasi dan perbaikan terus dilakukan Siti, hingga pada pertengahan 2018, ia mulai percaya diri memproduksi dan mengemas daun teh tin yang dibanderolnya Rp 15.000 per bungkus.

“Ternyata responnya luar biasa. Konsumen yang rata-rata mengalami diabetes dan gangguan batu ginjal banyak yang coba teh daun tin dan merasakan khasiatnya. Dari situ, kemudian mereka teratur memesan. Saya juga berinisiatif untuk melakukan penjualan secara online, salah satunya di platform Pesona JNE,” sebut mitra binaan perusahaan pupuk ini.

Daun tin memang memiliki kandungan saponin dan alkaloid yang diyakini dapat menggerus batu ginjal yang telah mengendap di saluran kemih dan ginjal. Batu ginjal yang telah mengeras inipun akhirnya bisa terbawa saat buang air kecil. Tak puas dengan pencapaiannya, Siti Zaenab masih terus melakukan riset dan belajar mengembangkan manfaat daun tin. Ia ingin memperluas diversifikasi produknya. “Uji coba dan riset terus saya lakukan. Dalam waktu dekat saya akan membuat Amplang Daun Tin. Masih tester rasa, semoga bisa semakin sempurna hasilnya,” tambah Siti.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI