Suara.com - Sorghum dan Tin, Bahan Baku Makanan Sehat Naik Kelas di Pesona JNE
Keberadaan platform Pesona, sebagai layanan pengiriman makanan kuliner khas Indonesia, memberi kemudahan kepada para pelaku UMKM dan konsumen untuk berinteraksi dan bertransaksi. Pesona persembahan JNE ini memuat beragam varian makanan dan minuman, terutama dengan bahan olahan alami, dari ujung Indonesia bagian barat sampai timur.
Sorghum dan Tin, bahan baku makanan sehat naik kelas di Pesona JNE. Kesehatan adalah bagian terpenting dari investasi kehidupan. Bagi milenial, kesehatan adalah gaya hidup. Apalagi seiring dengan cepatnya penyebaran informasi kesehatan secara digital, masyarakat tak sulit mengedukasi diri dan keluarga mereka untuk menjaga pola hidup khususnya dengan mengonsumsi makanan sehat sehari-hari.
Varian makanan atau minuman sehat dengan konsep back to nature, alias alami, bukan hanya diproduksi oleh brand ternama. Saat ini, pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) juga menunjukkan geliatnya untuk memasarkan dan mengembangkan segmen ini. Didukung dengan semakin masifnya pertumbuhan e-commerce, para pelaku UMKM semakin percaya diri untuk bertumbuh dan berinovasi.
Baca Juga: Kreatif, Penjual Makanan Ini Terinspirasi dari Grup Musik Heavy Metal
Keberadaan platform Pesona, sebagai layanan pengiriman makanan kuliner khas Indonesia, memberi kemudahan kepada para pelaku UMKM dan konsumen untuk berinteraksi dan bertransaksi. Pesona persembahan JNE ini memuat beragam varian makanan dan minuman, terutama dengan bahan olahan alami, dari ujung Indonesia bagian barat sampai timur.
Nur Rahma Yanti berhasil mengangkat derajat sorghum yang semula hanya dijadikan sebagai pakan ternak menjadi sebuah produk dengan 15 varian mulai dari beras, gula, tepung hingga cookies. Di Pesona, varian produk sorghum dengan brand Yant Sorghum miliknya mudah ditemukan dalam kategori oleh-oleh atau makanan khas.
Nur Rahma Yanti berhasil menggandeng 200 petani dan membudidayakan sorgum di lahan seluar 50 hektar. Misinya adalah mengenalkan dan memasarkan sorghum di seluruh NTB dan Indonesia. “NTB dikaruniai dengan alam dan tumbuhan yang luar biasa. Sorghum tersebar di Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok Selatan, Bima sampai Mataram namun sayang sekali jika hanya berakhir sebagai pakan ternak karena para petani awalnya tidak tahu cara mengolah sorghum,” kenang Yanti.
Rasa penasaran Yanti membawanya pada dinas terkait, sehingga ia diberi modal benih 5 kg sorghum untuk dikembangkan. Ternyata, sorghum jauh lebih unggul dalam hal nilai gizi dibandingkan padi.
Data Departemen Kesehatan mencatat bahwa sorgum memiliki kandungan protein, kalsium, zat besi, fosfor, dan vitamin B1 yang lebih tinggi dibanding beras. Sorghum juga diklaim baik dikonsumsi penyandang diabetes lantaran kandungan gulanya yang rendah.
Baca Juga: Bertaruh Nyawa Demi Hitler, Kisah Menyedihkan Taster Makanan Sang Fuhrer
Observasi dan riset sederhana yang dilakukan Yanti menumbuhkan kepercayaan diri dan motivasi untuk mensosialisasikan dan melakukan penyuluhan kepada petani tentang cara pengolahan sorghum. Hingga saat ini, Yanti dan ratusan petani di NTB dapat menghasilkan tiga jenis olahan sorghum: mentah, setengah jadi dan jadi. Total varian sorghumnya ada 15, mulai dari beras, tepung, gula, keripik hingga cookies.