Komunitas Kejora Indonesia, Wadah Para Dokter Mengedukasi Para Orangtua

Sabtu, 28 September 2019 | 09:38 WIB
Komunitas Kejora Indonesia, Wadah Para Dokter Mengedukasi Para Orangtua
drg. Stella Lesmana, Sp.KGA (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Beranggotakan praktisi dan ahli medis
Hampir 4 tahun berdiri, ternyata Komunitas Kejora Indonesia berhasil menarik minat para ahli medis untuk mau memberikan edukasi kesehatan lebih kepada masyarakat. Terdiri dari dokter umum, dokter anak, dokter gizi, dokter mata, dokter kulit, dokter gigi, hingga psikologi yang semua berjumlah 40 orang bergabung dalam komunitas ini.

Ada sebanyak 7 divisi pembagian tugas di Komunitas Kejora. Ada juga 16 orang penulis lengkap dengan para konten kreator untuk mengisi konten di website, Youtube, dan Instagram @kejora.indonesia.

Komunitas Kejora Indonesia. (Instagram/@kejora.indonesia)
Komunitas Kejora Indonesia. (Instagram/@kejora.indonesia)

"Jadi sebenernya yang susah, para ahli itu kadang sudah sibuk, jadi susah approve-nya. Jadi kita sama-sama, samakan dulu misinya bahawa visinya membuat orangtua sadar akan kesehatan anak. Jadi yang penting sama dulu tujuannya," tutur drg. Stella.

Selain waktu, drg, Stella juga tidak menampik kerap kesulitan membakar kembali semangat para ahli medis ini, mengingat biasanya para dokter sangat kelelahan usai praktik. Di sinilah kemudian beberapa dokter lainnya saling mengingatkan bahwa tugas lain dokter ialah harus mau terjun ke masyarakat.

Baca Juga: Ajak Suporter Bola Lebih Tertib, Komunitas Ini Buat Acara Seru

"Tapi memang senengnya, sih, banyak teman-teman yang spiritnya sama, jadi kita gerak bareng. Kadang keterbatasan tenaga juga, karena mau nggak mau kita semuanya ini buka praktik. Jadi waktu dan tenaganya terbatas," ceritanya.

Berkat semangat itulah akhirnya beragam acara besar berhasil diselenggarkan Komunitas Kejora Indonesia, seperti mengajak anak PAUD untuk pergi ke Ragunan dan membuat pos-posan untuk mengedukasi pengetahuan dengan cara dongeng, permainan, dan sebagainya. Tidak hanya praktisi medis, komunitas Kejora Indonesia juga membuka bagi para volunteer untuk ikut bergabung saat mengadakan acara, termasuk tenaga medis dari luar juga boleh ikut berkontribusi.

"Jadi kita ingin Kejora ini selain edukasi, kita jadi wadah para dokter atau psikolog semua tenaga kesehatan, yang mau berkontribusi sosial di sini tempatnya, kita sama-sama gerak bareng," tuturnya.

Sistem rekuitmen anggota
Ternyata cukup mudah untuk ahli medis berkontribusi secara sosial di komunitas ini. Cukup menghubungi melalui DM (direct message) Instagram, atau kontak lainnya, kemudian drg. Stella atau drg. Tara akan bertemu dan berbicara mengenai visi dan misi untuk menyamakan persepsi.

"Sebenernya sih ada yang close recruitmen, ada yang bilang, 'Eh, aku mau ikut'. Biasanya aku tanya, aku jelasin dulu sama nggak nih visi misinya. Aku jelasin divisinya ada ini-ini, tertariknya di yang mana, waktu yang diberikan seperti apa," jelas drg. Stella.

Baca Juga: Komunitas Vegan: Tak Benar Diet Vegan Tingkatkan Risiko Stroke

Sementara itu, untuk volunteer, pembukaannya hanya untuk program acara tertentu. Nantinya akan dipilih berasarkan kuota dan kebutuhan dalam acara.

Harapan dan masuknya donatur
Drg. Stella menegaskan komunitasnya adalah non-profit alias tidak mencari keuntungan, karena visinya terjun ke masyarakat agar lebih sehat. Sehingga, banyak harapan dan cita-cita besar dan dana yang terhimpun sangat terbatas, sehingga terbesit harapan adanya donatur yang ingin berperan serta menyehatkan masyarakat.

Cita-cita besar komunitas ini ialah buku-buku dongeng yang disusun praktisi medis dan ahli dapat masuk di seluruh PAUD Indonesia. Sehingga bukan hanya tentang pelajaran, sejak kecil anak sudah paham akan kesehatan diri sendiri, dan nantinya beban kesehatan pemerintah tidak begitu besar karena kesadaran yang terbentuk sejak dini.

Komunitas Kejora Indonesia. (Instagram/@kejora.indonesia)
Komunitas Kejora Indonesia. (Instagram/@kejora.indonesia)

"Kita maunya buku ini tersebar ke seluruh anak Indonesia dan menjadi tool buat dokter di daerah buat edukasi, karena sebenernya kita sudah bikin program namanya buku asuh, dan terkoneksi dengan dokter-dokter yang lagi praktik di daerah. Kita tanya kondisinya bagaimana, nanti kita kirim bukunya. Cuma belum banyak titiknya, pengennya seperti itu," ungkapnya dengan segenap hati.

Hingga 2019, tidak kurang dari 4 buku telah diterbitkan komunita Kejora Indonesia, yaitu Berani Ke Dokter Gigi, Gigiku Sehat dan Kuat, Makanan Sehat Pahlawan Super, dan Badan Bersih Bebas Kuman. Tampilan buku juga terlihat unik dan menggugah anak-anak untuk membacanya, yaitu berwarna, menarik, ada berbagai karakter lucu, dan tidak begitu tebal.

Sekedar informasi, 2018 lalu, buku yang diterbitkan Kejora Indonesia telah ditetapkan oleh Pusat Kurikulum Buku Pusat Indonesia sebagai buku yang direkomendasikan untuk anak PAUD. Keren, kan?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI