Suara.com - Usai mengeksplorasi Aceh, wisatawan Familiarization Trip Travel Agent/Tour Operator (TA/TO) Oman tiba di Medan, Kamis (26/9/2019). Rombongan tiba di Bandara Kualanamu sekitar pukul 10.30 WIB.
Sebagai penyambutan, seluruh peserta dikalungkan dengan Ulos, kain khas Sumatera Utara. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kementerian Pariwisata, Nia Niscaya, sambutan ini cukup meninggalkan kesan yang positif buat peserta.
"Buat peserta, inilah kesempatan pertama mereka mengunjungi Medan. Mereka langsung diperkenalkan dengan kain Ulos. Kesan yang didapat semakin positif karena yang memasangkan Ulos menggunakan pakaian adat," papar Nia.
Ia berharap, kesan awal yang positif ini akan berlanjut saat peserta berkeliling Kota Medan, hingga Danau Toba.
Baca Juga: Jadi Magnet Wisata Belanja, Kemenpar Ingin Indonesia Great Sale Rutin
"Kita harap, mereka akan mendapatkan banyak kesan positif, banyak pengalaman. Karena hal itu bisa membantu mereka untuk membuat paket perjalanan ke Indonesia, khususnya untuk poros Medan dan Danau Toba," tuturnya.
Usai sambutan singkat di bandara, seluruh peserta diajak menikmati kuliner yang di sekitar Medan. Yang menjadi pilihan adalah Restoran Koki Sunda. Olahan ikan, dan aneka seafood lain yang dihidangkan, mampu memuaskan peserta famtrip.
Usai makan siang, peserta langsung diajak mengunjungi destinasi pertama, Istana Maimun. Destinasi sejarah yang dibalut storytelling ini mampu menarik perhatian TA/TO asal Oman. Keindahan dan kemegahan istana ini juga membuat takjub peserta.
Istana didirikan oleh Sultan Maimun Al Rasyid Perkasa Alamsyah, yang merupakan keturunan raja ke-9 Kesultanan Deli. Istana ini dibangun pada 26 Agustus 1888 dan baru diresmikan pada 18 Mei 1891.
Dari Istana Maimun, perjalanan dilanjutkan ke Masjid Raya Medan, yang tidak jauh dari istana. Di sini peserta menunaikan ibadah salat dzuhur. Arsitektur dan keindahan masjid bernama Al Mashun, juga sukses membuat peserta memujinya.
Baca Juga: Festival Cisadane Pemerintah Kota Tangerang Masuk Kelender Kemenpar
Salah satu momen yang paling seru adalah saat peserta diajak menikmati legit dan manisnya durian di Sibolang. Buat beberapa peserta inilah pengalaman pertamanya mencoba buah yang memiliki kulit berduri itu.
Menurut Asdep Pengembangan Pemasaran II Regional III Kementerian Pariwisata Sigit Witjaksono, pengalaman baru inilah yang dibutuhkan peserta famtrip.
"Kita harus memberikan sesuatu yang baru untuk peserta famtrip. Sesuatu yang tidak mereka jumlah di negara asal mereka. Apalagi yang kita libatkan ini adalah TA/TO. Pengalaman inilah yang kita harapkan bisa mereka tawarkan buat masyarakat sana. Kunjungan wisatawan Oman dan Timur Tengah bisa terus meningkat," paparnya.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya juga memberikan penilaian yang sama. Menurutnya, sesuai dengan namanya, famtrip adalah perjalanan untuk memperkenalkan potensi wisata sebuah destinasi. Dalam hal ini Medan dan Danau Toba.
"Famtrip adalah cara yang cepat untuk memperkenalkan destinasi yang kitia miliki. Kita harus yakinkan TA/TO para peserta, jika paket perjalanan wisata ke Indonesia itu menguntungkan. Makanya mereka kita ajak merasakan langsung kekayaan destinasi yang kita miliki. Kita pun berharap mereka bisa membuat beberapa paket sekaligus," tutur menteri asal Banyuwangi itu.