Antara Pakistan dan India, Potret Masyarakat Balti, Penghuni Desa Turtuk

Kamis, 26 September 2019 | 16:30 WIB
  • Rombongan wanita Balti menyisir ladang. (Wikimedia Commons Fulvio Spada)
    Rombongan wanita Balti menyisir ladang. (Wikimedia Commons Fulvio Spada)
  • Pemuda pemudi Balti juga bersekolah lho. (Wikimedia Commons Fulvio Spada)
    Pemuda pemudi Balti juga bersekolah lho. (Wikimedia Commons Fulvio Spada)
  • Gadis kecil Balti memecah kenari. (Wikimedia Commons Fulvio Spada)
    Gadis kecil Balti memecah kenari. (Wikimedia Commons Fulvio Spada)
  • Anak-anak Balti. (Wikimedia Commons Surya Dasika)
    Anak-anak Balti. (Wikimedia Commons Surya Dasika)
  • Rombongan wanita Balti menyisir ladang. (Wikimedia Commons Fulvio Spada)
  • Pemuda pemudi Balti juga bersekolah lho. (Wikimedia Commons Fulvio Spada)
  • Gadis kecil Balti memecah kenari. (Wikimedia Commons Fulvio Spada)
  • Anak-anak Balti. (Wikimedia Commons Surya Dasika)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Desa Turtuk memang istimewa, meski secara administrasi terdaftar sebagai bagian Negara India yang didominasi Hindu, mayoritas masyarakatnya menganut Islam. Mereka adalah masyarakat Baltis, kelompok etnis keturunan Tibet, penganut agama Islam Noorbakshia, sebuah aliran Islam Sufi yang juga dapat ditemukan bermukim di kawasan Skardu Pakistan.

Sehari-hari, penduduk Desa Turtuk menggunakan Bahasa Balti dan mengenakan shalwar kameez, pakaian tradisional Pakistan yang kerap digunakan masyarakat Pakistan, Afghanistan hingga India Utara.

Untuk memenuhi kebutuhan harian, penduduk Balti yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan peternak kerap mengonsumsi mie soba berukuran besar yang berkelindan bersama daging yak, potongan aprikot, muskat, dan pasta kenari. Sajian utama ini kerap disantap bersama sop dan roti gandum.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI