Suara.com - Laki-laki juga Ingin Dimengerti, Pacar yang Baik Harus Tahu Ini!
Bukan cuma perempaun yang mau dimengerti, laki-laki juga lho. Biar jadi pasangan yang baik, mungkin ada baiknya Anda mengenali dulu apa yang sebenarnya sering dipikirkan oleh laki-laki.
Mengerti apa yang pasangan pikirkan adalah salah satu kunci kelanggengan dalam sebuah hubungan. Jika Anda tidak mencoba memahami isi kepala pasangan Anda, tentu akan sulit untuk mencapai sebuah kesepakatan ketika dihadapkan pada sebuah masalah.
Beberapa hal yang akan dibahas di bawah ini adalah pemikiran yang biasanya ditemukan pada sebagian besar laki-laki, yang mungkin dapat berguna untuk Anda menemukan cara dalam memahami pasangan dilansir Hello Sehat.
Baca Juga: Bikin Galau, Zodiak Ini Suka Menghilang saat Pasangan Lagi Sayang-sayangnya
1. Mencoba memahami masalah komitmen
Di dalam sebuah hubungan, ada saja laki-laki yang tidak berani berkomitmen lebih lanjut dan takut akan pernikahan karena berbagai alasan.
Nah, cara memahami mereka yang pertama adalah dengan mengetahui dan mencoba memahami apa yang mereka pikirkan tentang komitmen dan pernikahan.
Kebanyakan laki-laki di bawah usia 30 tahun cenderung lebih senang ‘bermain-main’ terlebih dahulu sebelum akhirnya menetapkan pilihan pada satu orang pasangan.
Menurut mereka, pernikahan dan kehidupan berkeluarga baru bisa dilakukan setelah mereka terbilang mapan secara ekonomi. Akibatnya, ketika mereka mendapatkan perempuan yang mungkin baik di mata mereka, tetapi ingin segera berkeluarga, hubungan tersebut bisa kandas karena ketakutannya dengan komitmen.
Selain pemikiran soal kemapanan, masalah komitmen juga biasanya muncul dari mereka yang memiliki latar belakang keluarga yang mengalami perceraian, terutama yang disebabkan oleh ayahnya sendiri.
Baca Juga: Patahkan Stigma, Pasangan Ini Bikin Aplikasi Kencan Beda Usia
Cobalah untuk memahami laki-laki dengan pemikirannya yang satu ini. Jangan terlalu mendesaknya tanpa mengetahui apa yang menyebabkannya melakukan demikian.
2. Mendukung dan bicara dari hati ke hati ketika ada masalah
Walaupun mereka sering kali terlihat tangguh, laki-laki pun sebenarnya membutuhkan dukungan secara emosional, sama seperti perempuan. Bahkan, mereka mempunyai reaksi emosional yang sedikit lebih kuat dibandingkan para perempuan.
Akan tetapi, sebelum menyadari apa yang mereka rasakan, para laki-laki cenderung menutup diri mereka dari orang lain agar tidak terlihat rapuh. Hal tersebut dikarenakan stereotip yang menunjukkan perasaan artinya tidak jantan.
Akibatnya, ketika merasa sedih, mereka akan menunjukkan perasaan marah karena kemarahan melambangkan kekuatan, sehingga membuat orang terkadang menjadi salah paham.
Misalnya, saat laki-laki putus cinta, mereka akan lebih menunjukkan kesedihannya dengan mabuk-mabukan atau hal-hal yang membahayakan nyawa mereka. Namun, hal tersebut bukan berarti mereka tidak merasa sedih.
Mereka melakukan tindakan yang dianggap “jantan” untuk mengisi kekosongan yang ia rasakan.
Itu sebabnya, agar Anda lebih memahami laki-laki, cara yang bisa Anda lakukan adalah jangan menghakiminya. Tetaplah dekati dan berusaha menggali pikirannya sekalipun mereka tak menunjukkan bahwa mereka sedang dalam kerapuhan.
3. Menyeimbangkan kontrol di dalam hubungan
Tahukah Anda bahwa sebagian besar laki-laki merasa lebih kompeten ketika mereka melihat perempuan atau pasangannya bahagia karena dirinya?
Akan tetapi, tidak jarang pula pasangan perempuan yang senang mengambil alih kemudi hubungan, tanpa menyeimbangkan peran pasangannya.
Hal tersebut membuat para laki-laki menjadi merasa tidak berguna dan membiarkan para perempuannya untuk mengerjakan semuanya. Cobalah untuk memahami pasangan Anda dengan cara memberikan ruang yang cukup agar mereka mendapatkan peran penting dalam hubungan.
Seimbangkanlah peran masing-masing dengan berbagi tugas. Pada dasarnya, kunci dari cara memahami laki-laki dengan baik hanya satu, yaitu memiliki komunikasi yang baik.
Jadi baik itu laki-laki atau perempuan ingin dimengerti, itu sebabnya, Anda perlu berkomunikasi agar mengetahui apa yang Anda berdua inginkan.