Takut jika para teroris ingin mencari penumpang berkebangsaan Amerika, Neerja dan para pramugari lainnya pun mulai mengumpulkan paspor namun menyembunyikan paspor penumpang yang berasal dari Amerika.
Tidak hanya itu, Neerja Bhanot pun mencoba melakukan negosiasi dengan pimpinan teroris dan perwakilan maskapai Pan Am. Diam-diam, Neerja juga menyobek halaman dari buku panduan untuk membuka pintu emergensi pesawat dan memberikannya ke penumpang lain.
Pada akhirnya, para teroris pun mencoba untuk meledakkan pesawat dan membunuh para penumpang serta diri mereka sendiri. Namun, ledakan itu gagal dan para teroris berganti menembaki penumpang.
Di saat itulah, Neerja membuka pintu emergensi dan membantu penumpang keluar. Sementara, penumpang yang mendapat kertas panduan dari Neerja juga membuka pintu yang lain.
Baca Juga: Kesulitan Mendarat di Pekanbaru, 3 Pesawat Cuma Mutar-mutar di Langit Riau
Neerja Bhanot sendiri sebenarnya bisa ikut kabur. Namun, dirinya memilih untuk bertahan di pesawat dan melindungi penumpang meski dirinya harus berkorban nyawa.
"Neerja ditangkap oleh pimpinan teroris dan ditembak langsung. Di jasadnya, aku melihat peluru mengenai perut, bahu dekat leher, dan lengannya," kisah ayah Neerja. "Dia bisa saja kabur, tapi dia adalah 'kapten', yang percaya jika dia harus menjadi orang terakhir yang keluar, baik hidup atau mati."
Neerja Bhanot sebenarnya masih hidup saat dia akhirnya turun dari pesawat. Namun, setelah dibawa ke ambulans, Neerja dinyatakan tewas sebelum mendapat pertolongan medis.
Total, 22 orang pun tewas dalam insiden ini. Sementara, sisanya berhasil diselamatkan berkat aksi heroik Neerja Bhanot dalam melawan para teroris.
Uniknya lagi, salah satu anak yang diselamatkan Neerja Bahnaot saat itu kini berprofesi sebagai pilot. Anak perempuan tersebut mengaku jika Neerja Bhanot telah menjadi pahlawan dan inspirasinya.
Baca Juga: Seperti Segitiga Bermuda, Pesawat Tak Boleh Melintas di 3 Destinasi ini
Selain dikenang menjadi pahlawan, Neerja Bhanot juga diabadikan dalam sebuah film berjudul "Neerja" yang mengisahkan keberaniannya sebagai pramugari dalam melaksanakan tugas di tengah ancaman terorisme.