Kisah Pramugari Pemberani, Korbankan Nyawa demi Melawan Teroris di Pesawat

Minggu, 22 September 2019 | 19:50 WIB
Kisah Pramugari Pemberani, Korbankan Nyawa demi Melawan Teroris di Pesawat
Ilustrasi Pesawat Dibajak (pixabay/Finmiki)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pada bulan September 1986 tahun silam, seorang pramugari asal India bernama Neerja Bhanot sukses menyelamatkan penumpang dari aksi teroris di pesawat. Kini, 33 tahun setelahnya, nama Neerja Bhanot pun dikenal sebagai pahlawan.

Neerja Bhanot, yang terbunuh pada usia 22 tahun, merupakan penerima penghargaan Ashoka Chakra Award. Penghargaan ini adalah salah satu penghargaan militer tertinggi di India untuk "aksi keberanian yang unggul atau pengorbanan diri di hadapan musuh".

Merangkum dari laman Nextshark, Neerja awalnya adalah seorang model sebelum berganti profesi menjadi pramugari. Saat itu, Neerja baru saja cerai dan melamar menjadi pramugari Pan American Airways atau Pan Am.

Karir Neerja pun bisa dibilang sukses. Setelah menempuh latihan di Miami sebagai pramugari, dirinya diangkat menjadi kepala pramugari (chief flight attendant).

Baca Juga: Kesulitan Mendarat di Pekanbaru, 3 Pesawat Cuma Mutar-mutar di Langit Riau

Sayangnya, nasib Neerja berakhir nahas pada 5 September 1986. Dua hari sebelum ulang tahunnya, Neerja Bhanot menjadi pramugari dalam penerbangan Pan Am dari Mumbai ke Pakistan.

Neerja Bhanot, pramugari pemberani yang korbankan nyawa melawan teroris (Wikimedia Commons)
Neerja Bhanot, pramugari pemberani yang korbankan nyawa melawan teroris (Wikimedia Commons)

Saat itu, para teroris Palestina yang berasal dari kelompok Abu Nidal Organization melakukan pembajakan pesawat yang baru tiba di Jinnah International Airport, Pakistan. Pesawat dilaporkan membawa 365 orang dan 16 awak kabin.

Kelompok teroris tersebut bermaksud merebut pesawat demi membebaskan tahanan Palestina di Cyprus dan Israel. Mereka pun menyamar menjadi petugas keamanan bandara, dan membajak pesawat 40 menit setelah mendarat.

Mirisnya, pilot yang seharusnya bertanggung jawab atas kondisi pesawat malah sudah kabur lewat jendela emergensi di kokpit. Sementara, para penumpang dan awak kabin ditinggalkan bersama teroris.

Hal ini membuat para teroris geram. Bahkan, seorang penumpang India-Amerika bernama Rajesh Kumar dijadikan sandera. Tujuannya adalah agar pihak maskapai mau memberikan mereka pilot baru untuk menerbangkan pesawat.

Baca Juga: Seperti Segitiga Bermuda, Pesawat Tak Boleh Melintas di 3 Destinasi ini

Rajesh Kumar bahkan berakhir ditembak oleh para teroris. Saat itulah, Neerja Bhanot diminta untuk mengumpulkan paspor penumpang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI