Ibu Juga Manusia, Yuk Stop Perilaku Mom Shaming dengan 3 Langkah Ini

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 19 September 2019 | 15:35 WIB
Ibu Juga Manusia, Yuk Stop Perilaku Mom Shaming dengan 3 Langkah Ini
Ilustrasi perempuan malu, mom shaming. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pernah kesal bin dongkol gara-gara orang lain mengkritik pola asuh yang kita pilih untuk anak? Atau hal sepele, 'disemprot' sesama ibu yang merasa sudah senior hanya gara-gara ia menilai gaya kita menggendong anak bisa membahayakan? Hmm, berarti kamu tak kalah dengan para ibu-ibu yang berstatus selebriti. Merekalah sasaran mom shaming yang paling empuk di dunia maya.

Kritikan pedas terkait mom shaming bisa dipicu oleh apa saja, mulai dari baju yang kita pilih untuk si kecil, penggunaan susu formula, cara menggendong, pemakaian empeng atau pacifier, dan masih banyak lagi.

"Kok pakai susu formula? ASI-nya sedikit, ya? Makanya nggak usah diet dulu, lah!"

"Ih, itu anaknya kok dipakein empeng? Kasian nanti giginya tonggos kalau sudah besar."

Baca Juga: Dibully saat Hamil Muda seperti Shandy Aulia? Adakah Efeknya ke Janin?

Kok dikasih bubur instan, sih? Malas masak sendiri, ya?"

Ya, ibu-ibu, itulah beberapa contoh mom shaming yang kerap kita dengar dari sekeliling kita. Kalimat-kalimat di atas menunjukkan seolah-olah bahwa mereka yang mengkritik kita jauh lebih baik dan hebat dalam mengurus anak ketimbang kita. Padahal, ya tak ada yang tahu, kan.

Selain menyerang para ibu-ibu selebriti, mom shaming ini juga paling sering menyerang para mahmud alias mamah muda. Karena dianggap sebagai ibu-ibu kurang berpengalaman, mereka jadi sasaran empuk para ibu-ibu 'senior' di sekitarnya.

Mirip seperti perilaku bully, kalau kita sangat menentang hal itu dilakukan oleh anak-anak sekolah terhadap teman-temannya, kenapa kita sebagai sesama ibu tak bisa menentang perilaku mom shaming, sih?

Selain tak ada faedahnya, mom shaming juga berpotensi membuat para ibu baru menjadi depresi. Tahu kan, para ibu baru ini punya risiko sangat besar terkena post partum depression dan juga baby blues? Nah, ditambah dengan mom shaming, bisa kebayang dong, betapa remuk redam perasaan mereka, padahal di saat yang bersamaan masih harus mengurus bayi kecil yang tak berdaya.

Baca Juga: Kakaknya Dibully, Shireen Sungkar Marah Sampai Pengin Bikin Akun Palsu

Yuk, stop perilaku mom shaming, dan buang jauh-jauh perasaan senioritas saat menjenguk ibu yang baru melahirkan anak pertamanya. Percayalah, setiap ibu punya naluri untuk memberi yang terbaik untuk anaknya masing-masing, dan bukan hal kita untuk mengintervensinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI