Solusi Terpecahkan, Begini Cara Menangani Sampah Styrofoam

Rabu, 18 September 2019 | 19:30 WIB
Solusi Terpecahkan, Begini Cara Menangani Sampah Styrofoam
Ilustrasi sampah styrofoam. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - BPOM telah memberi pernyataan bahwa sampah kemasan makanan polistiren busa atau styrofoam ternyata tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan manusia melalui hasil uji yang dilakukannya. Tapi masalahnya, sampah styrofoam memicu pencemaran lingkungan, sehingga daur ulang tampaknya akan jadi solusi terbaik.

"Sebagai produsen, kami bertanggung jawab untuk mengelola sampah dari setiap hasil produksi kami. Oleh karena itu, setiap sampah kemasan makanan yang kembali kepada kami, akan diolah kembali," ujar Wahyudi Sulistya, Direktur Kemasan Group, di Ayana Midplaza, Sudirman, Jakarta Selatan, Rabu (18/9/2019).

Sampah styrofoam yang kembali tersebut nantinya diolah menjadi barang yang digunakan sehari-hari, seperti gantungan baju, pigura, boneka, pot, ember, tempat penampungan air, dan berbagai produk daur ulang lainnya.

Dalam pengelolaannya, Kemasan Group bekerjasama dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) yang akan menggerakkan 400 pengusaha daur ulang di seluruh Indonesia untuk mengambil dan mendistribusikan sampah.

Baca Juga: Berbeda dengan Styrofoam, PS Foam Aman Buat Makanan

"Jaringan kami sudah cukup berhasil mengurangi sampah botol plastik, dengan mengumpulkan dan mengolahnya menjadi barang baru. Kini saatnya kami berkontribusi lebih bagi lingkungan Indonesia dengan mengumpulkan sampah kemasan makanan polistiren busa," timpal Ketua ADUPI, Christine Halim

Adapun alurnya, Christine meminta masyarakat untuk tidak membuang sampah ke selokan atau aliran air, karena sampah styrofoam kini bernilai ekonomi. Biarkan saja di tempat sampah, nantinya pemulung akan menghampiri tempat sampah, atau mendatangi tempat pembuangan kota.

Sebanyak 3,5 juta pemulung ini akan menjualnya ke pengepul, lalu pengepul kepada penadah seperti ADUPI, dan mereka akan dibayar. ADUPI kemudian menyerahkan ke Kemasan Group atau Trinseo untuk didaur ulang menjadi biji polistiren atau langsung menjadi perabotan rumah tangga.

"Mereka akan masukkan sampah itu ke konverter atau industri daur ulang seperti kami. Karena kita di pabrik mendaur ulang memakai mesin tidak pakai mikroba," tutur Christine

Anda juga ingin berpartisipasi mengumpulkan sampah styrofoam? Pembuangan langsung bisa melalui program 'Yok Yok Ayok Daur Ulang!", dengan mengirimkannya ke titik pengepul sampah melalui akses www.triseo.com/GoGreen.

Baca Juga: Stroberi Ternyata Mengandung Zat yang Ditemukan pada Styrofoam

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI