Suara.com - Pernah mendengar istilah queen bee syndrome? Ini adalah sindrom di mana seorang perempuan yang memiliki kekuasaan atau otoritas akan memandang bawahannya lebih kritis, terlebih jika bawahannya seorang perempuan juga.
Kenyataan ini didukung sebuah teori yang dikembangkan tiga orang ilmuwan, menyebut perempuan dengan posisi senior bukan hanya tidak bisa mendukung rekan perempuan lain, tapi berdampak negatif pada karir si perempuan tersebut.
Mengutip Times of India, Selasa (17/9/2019), sejak teori itu mencuat, banyak perdebatan yang terjadi baik yang setuju dan yang tidak setuju.
Di penelitian lainnya, University of Arizona menyebutkan adanya ketidaksopanan yang cukup tinggi dirasakan perempuan, yang di dapat dari perempuan lain, dibanding mereka mendapatkannya dari laki-laki. Penelitian ini dilakukan sejak tahun lalu, dan menunjukkan perempuan lebih tidak beradab dengan perempuan lainnya di tempat kerja.
Baca Juga: Ini Negara Terburuk bagi Pekerja Perempuan di Luar Negeri
Temuan didapat dengan cara meminta para pekerja full time baik lelaki maupun perempuan untuk menjawab pertanyaan terkait rekan kerja mereka yang telah melakukan penghinaan atau merendahkan. Lalu ditemukan ada banyak ketidaksopanan yang dilakukan rekan kerja perempuan dibanding rekan laki-laki.
Tidak hanya itu, selama penelitian ditemukan perusahaan atau organisasi menghadapi risiko jauh lebih besar kehilangan karyawan perempuan yang menjadi korban karyawan perempuan yang menderita 'queen bee syndrome'.
Para karyawan yang keluar ini mengaku sering diperlakukan tidak sopan, dan mengeluh tidak nyaman dengan pekerjaannya karena perlakuan buruk karyawan senior yang tidak lain seorang perempuan.
Sayangnya, tidak semua orang yakin dengan temuan ini, khususnya mereka pekerja perempuan yang juga seorang senior. Queen bee syndrome disebut-sebut hanya mitos belaka, dan pemikiran itu sangatlah ketinggalan zaman.
Baca Juga: Ini 6 Hak Pekerja Perempuan yang Harus Dipenuhi Perusahaan