Studi : Pisah Ranjang Bisa Jadi Solusi Pernikahan yang Bahagia dan Langgeng

Vania Rossa Suara.Com
Senin, 16 September 2019 | 10:18 WIB
Studi : Pisah Ranjang Bisa Jadi Solusi Pernikahan yang Bahagia dan Langgeng
Ilustrasi tidur terpisah dari pasangan. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagian besar pasangan menganggap bahwa tidur bersama adalah suatu keharusan. Namun penelitian menunjukkan bahwa mungkin bagi beberapa pasangan, pisah ranjang alias tidur terpisah adalah cara terbaik untuk menjaga perkawinan tetap bahagia.

Beberapa orang mungkin merasa terganggu dengan kebiasaan tidur pasangannya, seperti mendengkur, gaya tidur yang hiperaktif, atau waktu tidur yang berbeda. Dan ini ternyata dapat menyebabkan masalah kesehatan, disfungsi seksual, dan pertengkaran dalam rumah tangga, lho.

Dilansir dari The Independent, sebuah studi tahun 2016 dari Paracelsus Medical University di Nuremberg, Jerman, menunjukkan bahwa masalah tidur dan masalah pernikahan cenderung terjadi secara bersamaan. Hal ini dibuktikan oleh sebuah studi tahun 2013 dari University of California, Berkeley, yang menemukan bahwa konflik biasanya terjadi setelah malam sebelumnya salah satu pasangan tidak bisa tidur atau terganggu tidurnya akibat gangguan dari pasangannya.

"Meskipun ada manfaat tidur bersama, kebiasaan tidur pasangan yang mengganggu dapat memengaruhi pasangan lainnya dan meningkatkan produksi hormon stres kortisol, sehingga menyebabkan masalah yang berdampak secara keseluruhan," kata Mary Jo Rapini, seorang psikoterapis dari Houston.

Baca Juga: Tak Hanya Kecocokan, Pernikahan Bahagia Juga Ditentukan oleh Gen

Pisah ranjang membuat Anda bisa tidur tenang, kata para ahli, sehingga dapat membantu Anda mengatur hidup dengan lebih fokus, sehingga Anda merasa lebih puas dan lebih bahagia dalam hubungan.

"Ketika kedua belah pihak mendapatkan tidur malam yang nyenyak dan berkualitas, hal itu memungkinkan mereka untuk merasa lebih sehat secara emosional, mental, dan fisik," kata Jennifer Adams, penulis buku Sleeping Apart Not Falling Apart. "Itu fondasi yang baik untuk membangun hubungan."

Banyak orang yang ternyata menginginkan tidur terpisah dari pasangannya...

Yang mencengangkan, ternyata pisah ranjang sebenarnya tekah menjadi impian banyak pasangan. Sebuah survei tahun 2012 yang dilakukan oleh Better Sleep Council menunjukkan bahwa satu dari empat pasangan tidur secara terpisah untuk mendapatkan tidur malam yang lebih baik. Dan 46 persen dari 2.000 orang Amerika yang disurvei tahun lalu oleh perusahaan riset pemasaran OnePoll mengatakan mereka berharap mereka bisa tidur terpisah dari pasangan mereka.

"Beberapa pasangan merasa bahwa tidur terpisah telah membuat hubungan mereka lebih solid," kata Ken Page, seorang psikoterapis di New York City, sekaligus penulis buku Deeper Dating.

Baca Juga: Perkawinan Bahagia Baik untuk Tulang Lelaki

Tapi tentu saja pisah ranjang bukanlah pilihan. Ini adalah solusi praktis untuk mereka yang kesulitan mendapatkan tidur malam yang layak akibat berbagi tempat tidur dengan pasangan yang berpotensi mengganggu kualitas tidur. Seperti yang dilakukan Jill Goebel (52), asal Brisbane, Australia, yang mengatakan, "Dengkurannya membuat saya sulit tidur."

Hingga dia dan suaminya, Brett Goebel (52), seorang ilmuwan, akhirnya setuju tidur di kamar cadangan beberapa kali seminggu, meski mereka masih berbagi kamar tidur.

Faktanya, semakin pasangan merasa aman dalam sebuah hubungan, semakin nyaman mereka dengan gagasan tidur terpisah.

“Pasangan bahagia cenderung memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik, yang merupakan kunci untuk membuat pengaturan pisah ranjang ini bisa berjalan,” kata Adams.

Ilustrasi pasangan bahagia, harmonis, bercinta. (Shutterstock)
Ilustrasi pasangan bahagia, harmonis, bercinta. (Shutterstock)

Beberapa mengatakan bahwa gender juga berperan. "Biasanya istri yang mendukung gagasan pisah ranjang," kata Rapini. "Ini karena perempuan lebih sensitif terhadap kebiasaan buruk pasangannya, dan faktor kehamilan serta perubahan atau masalah hormon dapat menyebabkan mereka ingin tidur sendirian."

Sebuah studi yang diterbitkan pada tahun 2007 oleh jurnal Sleep and Biological Rhythms menemukan bahwa perempuan cenderung lebih terganggu oleh kehadiran lelaki di tempat tidur daripada sebaliknya.

Pengaturan tidur terpisah dapat mencakup penempatan dua tempat tidur di dalam satu kamar, atau benar-benar tidur di kamar yang berbeda.

Tina Cooper (45), pekerja sosial berlisensi asal Baltimore, mengaku lebih suka memiliki kamar sendiri. "Saya suka privasi dan saya butuh ruang," katanya.

"Saya tidur larut malam, sedangkan dia cepat tertidur," katanya tentang pasangannya, Donald Smith (63), seorang pekerja sosial. "Saya butuh suara-suara yang menenangkan untuk tertidur, sedangkan dia suka hening. Dia suka kasur yang keras, saya suka kasur yang lembut dan penuh bantal. Dan karena saya tidak suka sinar matahari pagi, Donald memberi saya kamar tidur utama yang mendapat lebih sedikit cahaya, sedangkan dia memiliki kamar terbesar kedua yang mendapatkan matahari terbit yang dia cintai."

Menjadi terbuka dan jujur dengan pasangan tentang mengapa Anda ingin tidur secara terpisah sangat penting. "Dan penting juga untuk memastikan keintiman dipertahankan dalam hubungan," kata Adams.

"Pastikan Anda memiliki rutinitas dan mengatur waktu untuk tetap terhubung, itu kuncinya. Seperti sarapan bersama setiap pagi atau minum bersama sebelum tidur di malam hari, dan menyambut satu sama lain ke kamar masing-masing."

Pasangan sehat yang tidur terpisah bisa sama bahagianya dengan pasangan sehat yang tidur bersama. "Mereka tampaknya memiliki kehidupan seks yang sama baiknya dengan pasangan yang berbagi ranjang yang sama," kata Rapini. “Mereka merasa sangat dekat dengan pasangannya. Mungkin itu karena mereka saling menghormati ruang pribadi masing-masing. "

Paulette Sherman, seorang psikolog dari New York City dan penulis buku Dating From the Inside Out juga mencatat bahwa, "Beberapa pasangan yang tidur terpisah melaporkan kehilangan satu sama lain dan itu menambah beberapa kegembiraan dan kerinduan untuk kehidupan seks mereka."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI