Suara.com - Desa Kutuh Optimalkan Destinasi Wisata Baru di Bali.
Desa Kutuh, Kuta Selatan, Badung, Bali tak mau kalah dengan kawasan lain di Pulau Dewata yang terkenal dengan destinasi wisata. Desa ini kini telah mendongkrak potensi terutama dalam segi pariwisata yang melibatkan para warganya.
Kepala Desa Kutuh, I Wayan Purja menjelaskan rahasia yang memacu desa yang dipimpinnya bisa bersaing dengan lokasi wisata terkenal di Bali dengan modal memanfaatkan anggaran yang diberikan pemerintah pusat.
Menurutnya, hal yang membuat Desa Kutuh, yakni penyatuan visi misi antara pemerintah desa dengan pemerintahan adat.
"Pertama, ada pemerintahan administratif kepala desa, ada pemerintahan adat. Kami menyatukan satu visi misi dualitas, eksplorasi inovasi untuk mempercepat keinginan masyarakat," kata Wayan dalam acara Mandiri Media Training di Desa Kutuh, Badung, Kamis (12/9/2019).
Baca Juga: Perlu Dilakukan Lagi Pemetaan Wisata Bali
Diketahui, Presiden Joko Widodo pun pernah memuji prestasi Desa Kutuh dalam mengelola anggaran untuk meningkatkan potensi pariwisata di desa itu.
Destinasi wisata yang dikelola dengan baik di Desa Kutuh di antaranya adalah Pantai Pandawa dan Gunung Payung Cultural Park.
"Kami mulai dari dana desa. Kami maksimalkan untuk sifatnya produktif. Niatan kami berpikir untuk mempercepat. Kami ajak perbankan," kata Wayan.
Wayan menyebutkan, adanya pengelolaan tersebut, Desa yang memiliki luas lahan 80 hektare tersebut telah meraup pendapatan sebesar Rp 50 miliar.
"Tahun lalu laba bersih Desa Kutuh mencapai Rp14,5 miliar dengan pendapatan mencapai Rp 50 miliar, tentunya dengan penopang utama sektor pariwisata atau sport tourism," kata I Wayan.
Baca Juga: Media Asing Rekomendasi Lokasi Wisata Bali yang Wajib Dikunjungi
Kepala Desa Adat Kutuh I Made Wena menambahkan, ada sembilan unit Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan 3 Usaha Layanan di bawah naungan Badan Usaha Milik Daerah (BUMDA). Selain memanfaatkan anggaran yang diberikan pemerintah, Desa Kutuh juga bekerja sama dengan Bank Mandiri untuk memperkuat perekonomian lokal.
"Kami butuh mandiri. Kami butuh komitmen. Setelah itu baru kita kejar, misal sediakan ATM di sini," katanya.
Di acara tersebut, Direktur Retail Banking Bank Mandiri Donsuwan Simatupang mengatakan, pihaknya telah menyalurkan bantuan ekonomi mandiri dengan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Desa Kutuh.
"Sudah menyalurkan Rp 87 trrilun, khusus Bali dan NTT Rp, 44 triliun. Ini sejalan dengan mengangkat UMKM di sektor ekonomi," kata dia.
Dia mengatakan, keberadaan UMKM penunjang sektor pariwisata tersebut sangat penting untuk memastikan kenyamanan wisatawan saat beraktivitas di lokasi tujuan wisata.
“Semakin banyaknya UMKM yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan wisatawan diharapkan akan mendorong terjadinya persaingan yang sehat serta berdampak pada peningkatan efisiensi dan kualitas layanan yang diberikan. Di sisi lain, ketersediaan dukungan optimal dari pelaku UMKM juga menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan,” katanya.
Dalam acara ini, Bank Mandiri juga menyerahkan bantuan kepedulian sosial (CSR) sebesar Rp110 juta untuk membiayai pembangunan landmark patung dan taman wisata di Desa Kutuh, Bali.
Donsuwan menjelaskan, dukungan tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya tarik Kutuh sebagai salah satu desa wisata di Pulau Dewata serta membantu memperkuat perekonomian lokal.
“Kegiatan CSR ini juga merupakan bagian dari komitmen dan keinginan Bank Mandiri untuk terus memakmurkan negeri dengan mengoptimalkan destinasi wisata baru di Bali,” katanya.