Suara.com - Sabun antiseptik dipercaya sebagai pilihan utama untuk membersihkan tubuh. Sabun jenis ini dianggap mampu membunuh kuman, jadi tidak sedikit yang menggunakannya setiap hari.
Tidak melulu baik, sabun antiseptik juga bisa membuat kulit menjadi kering dan mengurangi kelembapan kulit yang akhirnya merusak lapisan barrier atau bagian kulit terluar.
"Semua orang mikir badan kotor habis keringetan, habis dari luar rumah kotor. Pulang ke rumah pakai sabun antiseptik. Kenapa mandi pakai antiseptik? Pasti karena iklan. Apa dampaknya? Bikin kulit kering," ujar Dr. Susie Rendra, Sp.KK dalam acara diskusi 'Kulit Sehat di Usia Senja' oleh RS Pondok Indah Group di Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019).
Dr. Susie tidak menampik jika kulit tetap membutuhkan antiseptik, tapi hebatnya, tanpa sabun antiseptik sekalipun pada dasarnya kulit sudah memiliki antibakterial alami. Walaupun dr. Sussie juga tetap merekomendasikan sabun antiseptik jika benar-benar dibutuhkan, asal tidak setiap hari.
Baca Juga: Cuci Tangan Pakai Sabun Lebih Efektif Bunuh Kuman Dibanding Hand Sanitizer
Yang berbahaya, saat kulit kering dan lapisan barrier kulit rusak, maka iritasi, alergi, dan gatal akan mudah menyerang. Belum lagi kebiasaan anak muda menyukai sabun dan wangi-wangian yang tak lain adalah bahan kimia, hal ini akan semakin memperparah keadaan kulit kering.
"Kalau makin tua, kita pakai baju mengandung pewangi gatal. Kenapa sabun pewangi terlalu gatal? Karena pewangi sifatnya ke arah basa, sedangkan kulit kita asam, jadi tambah kering tambah iritasi," jelasnya
Tidak hanya itu, mandi menggunakan air hangat juga semakin merusak kulit. Penyebabnya, lagi-lagi karena air hangat membuat kulit semakin kering, karena menguras kandungan minyak yang ada di tubuh.
"Pada saat masih muda, mulailah berubah mandi air bersuhu normal, mulai kebiasaan baik sejak muda," tutupnya.
Baca Juga: Cuci Tangan Baiknya Pakai Hand Sanitizer atau Sabun, Ini Kata Dokter