Suara.com - Membakar tas atau produk lain yang tidak laku atau rusak telah menjadi hal lumrah bagi beberapa merek papan atas di dunia, seperti Louis Vuitton dan Burberry. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas produk yang mereka persembahkan kepada konsumen.
Namun, perkara membakar tas tersebut sepertinya belum begitu familiar bagi publik Tanah Air. Belum lama ini, video pembakaran tas yang dilakukan sebuah online shop lokal, Handmadeshoesby, menjadi viral dan menuai kontroversi di kalangan warganet.
Video pembakaran tas itu kemudian banyak diunggah ulang di media sosial, salah satunya oleh akun Instagram @tantee_reempong_oficiall pada Kamis (5/9/2019) malam.
"Ngebakar tas yang nggak layak jual senilai Rp 50 juta," ungkap akun @tantee_reempong_oficiall dalam postingannya.
Baca Juga: Burberry Bikin Kemeja seperti Ditambal Sulam Seharga Rp16 Juta
Rupanya, banyak warganet yang kontra dengan aksi membakar tas itu. Online shop bersangkutan dianggap mubazir dan menilai akan lebih berfaedah jika disumbangkan saja. Ada pula yang mengaitkannya dengan polusi udara dan pencemaran lingkungan.
Pihak bersangkutan ternyata begitu tanggap dengan prokontra yang terjadi. Video terkait sudah tidak ada di akun @handmadeshoesby. Sebuah video klarifikasi kemudian juga diunggah di akun @tantee_reempong_oficiall pada Jumat (6/9/21019).
Owner Handmadeshoesby, Tom Liwafa, memberikan penjelasan atas kegiatan membakar tas senilai Rp 50 juta itu.
Dia mengatakan, pembakaran tas sebenarnya telah rutin dilakukan setiap bulan demi menjaga kualitas produk yang dipasarkan serta kepercayaan pelanggan.
Namun, kali ini jumlah produk yang dimusnahkan memang lebih banyak ketimbang biasanya sehingga tim kreatif mereka tertarik membuatnya untuk konten media sosial.
Baca Juga: Bos Louis Vuitton Sabet Predikat Gelar Orang Terkaya Kedua di Dunia
"Tentu kita sebelum membakar sudah menyiapkan APAR guna meredam api menjadi lebih besar. Kemarin setelah pembakaran pun kita sudah membersihkan tempat ini,” ungkap Tom Liwafa.