Awalnya Jijik, Chef Ini Malah Terinspirasi Buat Resto Makanan dari Serangga

Ade Indra Kusuma Suara.Com
Jum'at, 06 September 2019 | 08:32 WIB
Awalnya Jijik, Chef Ini Malah Terinspirasi Buat Resto Makanan dari Serangga
Awalnya Jijik, Chef Ini Malah Terinspirasi Buat Resto Makanan dari Serangga [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Awalnya Jijik, Chef Ini Malah Terinspirasi Buat Resto Makanan dari Serangga.

Pernahkah Anda terinspirasi membuat masakan dari hal "menjijikan" seperti berbahan dasar serangga? Jika iya, tampaknya pengalaman Anda sama dengan chef yang satu ini.

Ketika berkunjung ke Thailand empat tahun lalu, Chef Mario Barnard asal Afrika Selatan mengaku jijik dan tidak menikmati makan kalajengking panggang dan gorengan serangga renyah bercampur bawang putih dan bumbu-bumbu lain.

Tapi pengalaman itu justru menginspirasi Barnard untuk mulai bereksperimen membuat berbagai sajian makanan dari serangga, Puncaknya, Juli lalu, dia membuka restoran dadakan yang khusus menyajikan olahan dari serangga. Restonya berlokasi di Woodstock, sebuah kawasan trendi di pinggiran Kota Cape Town.

Baca Juga: Diet Ketat dan Jadi Vegan, Pria Ini Putuskan Makan Serangga Tiap Hari

Seorang pelanggan,mencicipi cacing Mopane di Restoran Insect Experience di Cape Town, Afrika Selatan (Foto: Reuters)
Seorang pelanggan,mencicipi cacing Mopane di Restoran Insect Experience di Cape Town, Afrika Selatan (Foto: Reuters)

Meski di banyak negara makanan dari serangga makin populer, “Insect Experience” atau “Pengalaman Serangga” adalah restoran pertama di Afrika Selatan yang hanya menyajikan makanan-makanan berbahan dasar serangga, kata Barnard seperti dikutip oleh Reuters.

Chef Mario Barnard meletakkan daun ketumbar di atas kroket yang dibuat dari tepung Hermitia illucens atau larva lalat serdadu hitam dan kacang arab, yang disajikan dengan hummus dari cacing mopane di Restoran Insect Experience di Cape Town, Afrika Selatan

Barnard bekerja sama dengan perusahaan rintisan setempat Gourmet Grubb, yang memproses larva lalat serdadu hitam menjadi bubuk protein dan susu. Bubuk itu bisa digunakan untuk membuat es krim serangga.

“Beberapa bulan lalu, saya bertemu Jean dan Leah (dari Gourmet Grubb) dan mereka punya masalah yang sama dengan saya. Kami sama-sama tidak suka serangga yang masih dalam bentuk aslinya. Jadi, kami memutuskan untuk mengolahnya menjadi bentuk bubuk dan membuat berbagai makanan gourmet,” tutur Barnard kepada Reuters di restonya, pada Selasa 3 September 2019 seperti mengutip VOAIndonesia.

Para konsumen yang berjiwa petualang mungkin bisa mencoba semangkuk serangga, yang berisi antara lain larva ulat kumbang atau mealworm, dan cacing mopane kering. Cacing mopane sendiri di banyak negara-negara Afrika dianggap sebagai makanan yang populer.

Baca Juga: Peneliti Menyarankan Makan Serangga karena Bergizi, Bagaimana Jika Alergi?

“Orang-orang mencari hal-hal baru untuk dilakukan dan sudah berjalan dengan baik,” kata Barnard, sambil menambahkan restonya akan buka sampai November, lebih lama dari tanggal penutupan yang direncanakan setelah peluncuran pada Juli.

Chef Mario melayani seorang pelanggan yang membeli bumbu dari cacing mopane di Restoran Insect Experience di Cape Town, Afrika Selatan (Foto: Reuters)
Chef Mario melayani seorang pelanggan yang membeli bumbu dari cacing mopane di Restoran Insect Experience di Cape Town, Afrika Selatan (Foto: Reuters)

Para pengunjung “Insect Experience” bisa menyantap gorengan dari tepung cacing Mopane yang dicocol sambal cabai tomat atau pasta ravioli berisi campuran labu dan lalat serdadu hitam yang disiram saus bawang putih dan cabai. Kedua sajian itu dijual dengan harga yang cukup ramah di kantong, yaitu 50 rand atau sekitar Rp 47 ribu per porsi.

Pasta raviolinya sendiri terbuat dari campuran 50 persen bubuk serangga dan tepung terigu, kata Barnard, sambil menunggu menunggu kiriman rayap dan jangkrik untuk restonya.

“Ini bagus untuk lingkungan dan ini lah makanan masa depan,” katanya seraya menambahkan bahwa mereka sedang menjajaki untuk membuat olahan lainnya, seperti bir serangga, biskuit, dan bahkan makanan anjing.

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan serangga mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca dan amonia dibandingkan hewan ternak atau babi serta memerlukan lebih sedikit lahan dan air. Selain itu, ada 1.900 spesies serangga di dunia yang bisa dimakan.

Para ilmuwan juga memuji sajian berbahan dasar serangga sebagai makanan ramah lingkungan dan murah yang mengandung protein tinggi, serat dan mineral.

Nah, tertarik untuk mencoba serangga?

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI