Para pengunjung “Insect Experience” bisa menyantap gorengan dari tepung cacing Mopane yang dicocol sambal cabai tomat atau pasta ravioli berisi campuran labu dan lalat serdadu hitam yang disiram saus bawang putih dan cabai. Kedua sajian itu dijual dengan harga yang cukup ramah di kantong, yaitu 50 rand atau sekitar Rp 47 ribu per porsi.
Pasta raviolinya sendiri terbuat dari campuran 50 persen bubuk serangga dan tepung terigu, kata Barnard, sambil menunggu menunggu kiriman rayap dan jangkrik untuk restonya.
“Ini bagus untuk lingkungan dan ini lah makanan masa depan,” katanya seraya menambahkan bahwa mereka sedang menjajaki untuk membuat olahan lainnya, seperti bir serangga, biskuit, dan bahkan makanan anjing.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) mengatakan serangga mengeluarkan lebih sedikit gas rumah kaca dan amonia dibandingkan hewan ternak atau babi serta memerlukan lebih sedikit lahan dan air. Selain itu, ada 1.900 spesies serangga di dunia yang bisa dimakan.
Baca Juga: Diet Ketat dan Jadi Vegan, Pria Ini Putuskan Makan Serangga Tiap Hari
Para ilmuwan juga memuji sajian berbahan dasar serangga sebagai makanan ramah lingkungan dan murah yang mengandung protein tinggi, serat dan mineral.
Nah, tertarik untuk mencoba serangga?