Lewat Program Ini, Perempuan Disabilitas Bisa Jadi Wirausaha Mandiri

Kamis, 05 September 2019 | 15:58 WIB
Lewat Program Ini, Perempuan Disabilitas Bisa Jadi Wirausaha Mandiri
Peluncuran Program Arvist Warrior Woman di Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2019) (Suara.com/Dini Afrianti Efendi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Penyandang disabilitas banyak dianggap sebagai kaum marjinal atau terpinggirkan, sehingga taraf hidupnya terbelakang. Kabar gembiranya, Avrist assurance, perusahaan asuransi jiwa, meluncurkan program Avrist Warrior Woman yang merangkul kaum disablitas.

Bekerjasama dengan Yayasan Visi Maha Karya dan International Women's Federation of Commerce and Industry Indonesia (IWFCI), Avrist Assurance akan menyeleksi 20 perempuan penyandang tunadaksa, ibu dari penyandang tunadaksa, dan anak yatim piatu, yang nantinya akan menerima hibah modal sebesar Rp 80 juta untuk menjadi wirausaha.

"Kami memiliki visi dimana Avrist Warrior Woman dapat membangun jaringan sosial kuat dan turut menyumbang pada gerakan nasional dengan menjembatani munculnya pemimpin perempuan yang dapat berkontribusi bagi kesejahteraan keluarga dan pembangunan perekonomian Indonesia," ujar Presiden Direktur PT Avrist Assurance, Anna Leonita di Penang Bistro, Jakarta Selatan, Kamis (15/9/2019)

Dari seluruh total modal maka nantinya peserta terpilih akan mendapat kucuran dana masing-masing Rp4 juta. Selain itu, mereka akan mendapatkan pelatihan selama 3 bulan, sejak bulan September hingga Oktober 2019.

Baca Juga: Tinjau Revonasi Masjid Istiqlal, Wapres JK Yakini Bakal Ramah Disabilitas

Peserta nantinya akan mempresentasikan rencana usahanya kepada mentor dan pembina, sebelum akhirnya terpilih menjadi satu dari 20 orang dengan ide usaha terbaik. Ini adalah program periode pertama, jika hasilnya memuaskan maka tidak menutup kemungkinan Avrist menjadikan program ini sebagai program rutin setiap tahunnya.

"Kami mengambil peran sebagai fasilitator dalam merancang program CSR berupa pelatihan kewirausahaan dan perancangan skema pemberian modal hibah kepada peserta. Kurikulum lokakarya yang tepat telah kami susun bersama mentor dan tenaga pengajar terpilih," imbuh Sekretaris Jenderal IWFCI, Marisa Ardani

Program ini dibuat agar mereka yang sering termarjinalkan mampu berkembang secara mandiri, membuat peluang usaha sendiri, bahkan hingga membuat lapangan pekerjaan nantinya. Fokus program ini bagi mereka yang bukan karyawan dan banyak berdiam diri di rumah karena kesulitan akses, baik materi, maupun mobilitas sebagai tunadaksa atau memiliki anak tunadaksa.

Tidak ada batasan umur untuk mengikuti program ini, cukup syarat sebagai perempuan dan masuk golongan ibu dari anak tuna, perempuan penyandang tunadaksa, dan anak perempuan yatim piatu.

Baca Juga: Perusahaan di Depok Wajib Pekerjakan Penyandang Disabilitas Sesuai Kuota

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI