Suara.com - Belakangan, memakai sunscreen atau tabir surya sudah menjadi kebutuhan utama dalam perawatan kulit. Paparan sinar matahari langsung pada kulit memang mengundang banyak resiko sehingga disarankan selalu menggunakan sunscreen sebelum beraktivitas di luar rumah.
Ada dua macam sunscreen yang sering ditemui, yaitu mineral dan kimia. Sunscreen kimia memiliki lebih banyak resiko bagi tubuh karena dapat mengganggu kerja hormon.
Beberapa kandungan pada sunscreen kimia adalah avobenzon, homosalat, oktisalat, octocrylene, atau oksibenzon.
Semua bahan ini memang terdengar menarik karena tidak meninggalkan noda putih di baju dan cepat diserap kulit. Sayangnya, juga bisa menimlbulkan berbagai iritasi seperti alergi dan rasa panas di kulit.
Baca Juga: Cuma Seharian di Rumah, Ini Alasan Sunscreen Tidak Boleh Diabaikan
Melansir Harper's Bazaar, sunscreen kimia juga memberi dampak buruk bagi lingkungan karena tak langsung menguap ke udara.
Beberapa bahan penyusun sunscreen kimia seperti oxybenzone, octocrylene, octinoxate, dan ethylhexyl salicylate, ditemukan hampir di seluruh depot air di dunia.
Limbah sunscreen ini sangat mudah ditemui dari aktivitas ringan seperti mandi atau berenang di laut. Residu-residu sunscreen akan terbawa oleh air hingga terbentuk menjadi limbah.
Melihat banyaknya bahaya yang ditimbulkan sunscreen kimia, maka sangat disarankan untuk menggunakan sunscreen mineral yang menggunakan zinc dan titanium dioksida untuk memecah sinar ultra violet.
Sunscreen mineral juga lebih aman untuk kulit sensitif, bahkan pada bayi sekalipun.
Baca Juga: Girls, Ini Panduan Memakai Sunscreen yang Benar di Negara Tropis
Kelemahan sunscreen mineral adalah lengket, terasa tebal di kulit dan teksturnya sangat 'berat'. Meskipun memakai sunscreen mineral tak senyaman sunscreen kimia, versi mineral lebih baik untuk kulit dan lingkungan.
Salah satu tips mencari sunscreen mineral yang baik adalah memilih dari bahan mineral zink atau titanium dioksida dengan SPF minimal 30.
Jangan pilih produk yang mengandung turunan vitamin A seperti etinil palmitat, retinol, retinil asetat, retinil linoleat dan asam retinoit karena dapat menyebabkan oksidasi.