Viral Disertasi Dosen UIN, Ini Kata Psikolog Soal Seks Pranikah

Vania Rossa Suara.Com
Kamis, 05 September 2019 | 06:10 WIB
Viral Disertasi Dosen UIN, Ini Kata Psikolog Soal Seks Pranikah
Ilustrasi hubungan seksual di luar nikah atau seks pranikah. (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Disertasi berjudul ‘Konsep Milk al-Yamin Muhammad Syahrur sebagai Keabsahan Hubungan Seksual Non Marital’ yang dibuat oleh Dosen UIN Surakarta, Abdul Aziz, menjadi viral lantaran isinya yang meneliti keabsahan seks pranikah.

Sontak, banyak pihak bereaksi atas topik disertasi yang dianggap nyeleneh tersebut. Ada keresahan, keprihatinan serta ketakutan dari para orangtua, pengajar, tokoh agama, tokoh masyarakat, bahkan aparat keamanan dan hukum terkait dengan dinamika seks bebas di Indonesia.

Menyoroti hal ini, Putri Langka, psikolog klinis dewasa dari Fakultas Psikologi Universitas Pancasila, mengatakan bahwa kontroversi ini sebenarnya berawal dari curiosity atau keingintahuan seorang akademisi.

"Adalah lumrah kita sebagai akademisi punya keinginan untuk mengulik lebih dalam tentang suatu topik dan kemudian menelitinya. Tapi, penelitian berbeda dengan publikasi. Ketika mempublikasikan hasil penelitian, kita seharusnya aware mengenai dampak sosial yang mungkin terjadi akibat hasil penelitian tersebut," katanya ketika dihubungi Suara.com, Rabu (4/9/2019) lewat telepon.

Baca Juga: Disertasi Seks Pra Nikah, DPR Minta Jokowi Pecat Rektor UIN Sunan Kalijaga

Namun terlepas dari polemik isi disertasi tersebut, harus diakui bahwa topik mengenai seks memang selalu menarik untuk disimak dan diulas.

Ilustrasi pasangan harmonis bercinta. (Shutterstock)
Ilustrasi. hubungan seks pranikah. (Shutterstock)

"Dalam pandangan Sigmund Freud, ada dua motif dasar perilaku manusia, yaitu agresi dan seks. Jadi, tak heran kalau topik ini menjadi menarik untuk diulas," kata Putri.

Tapi, ketika bicara soal seks bebas, atau seks pranikah, sambung Putri, ada sejumlah dampak yang mengintai manusia.

"Orang akan kehilangan value terhadap keluarga. Untuk beberapa pihak, seks pranikah akan membuat mereka kehilangan hak-haknya, misal jika terjadi kehamilan yang tak diinginkan, itu merampas hak si perempuan. Belum lagi kalau anaknya lahir, ia akan kehilangan hak dari ayah kandungnya. Jadi, lebih merugikan sebenarnya," kata psikolog ini.

Lalu, bagaimana dengan lelaki? Adakah dampak atau kerugian yang dialami lelaki dari seks pranikah ini? Karena selama ini, seks pranikah dianggap menguntungkan bagi lelaki, dan merugikan bagi kaum perempuan.

Baca Juga: Akibatkan Kontroversi, Abdul Aziz Revisi Disertasi Keabsahan Seks Pranikah

"Tentu saja ada kerugian bagi lelaki. Jika ia dengan mudahnya berganti pasangan, ia berisiko dengan bahaya penyakit, menular seksual."

Dalam pandangan Putri, seks pranikah juga akan meningkatkan angka aborsi. Ini karena mereka melakukannya tidak di dalam sebuah pernikahan, sehingga kehamilan bukanlah tujuan dari seks itu sendiri.

"Jadi, konsep yang paling baik untuk seks memang ada di dalam sebuah pernikahan. Pernikahan akan men-cover semua dampak dari seks, ya kehamilan, memiliki anak, dan legalitas," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI