Dibuat dari Sayuran, Bisakah Daging Babi Menjadi Halal?

Vania Rossa Suara.Com
Minggu, 01 September 2019 | 08:16 WIB
Dibuat dari Sayuran, Bisakah Daging Babi Menjadi Halal?
Ilustrasi membuat daging babi dari sayuran. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Menjawab keinginan pasar

Meatpork, daging babi terbuat dari nabati. (China Daily)
Meatpork, daging babi terbuat dari nabati. (China Daily)

Sejak debut Omnipork di Hong Kong tahun lalu, Omnipork telah dimasukkan ke dalam menu ratusan restoran di seluruh kota. Sekarang dijual di Hong Kong, Makao, Taiwan, Singapura dan Thailand. Perusahaan Right Treat yang mengembangkan Omnipork, berencana untuk membuat terobosan ke daratan Cina pada akhir kuartal ketiga tahun ini.

Sebagai produsen dan konsumen daging babi terbesar di dunia, China adalah pasar yang pantang dilewatkan oleh para pembuat protein nabati seperti Right Treat. Menurut Yeung, besarnya populasi vegan dan generasi muda yang peduli tentang makanan sehat, menjadikannya kekuatan pendorong utama bagi perubahan pola makan nasional.

"Perubahan mendasar datang dari dua sumber - apa yang orang inginkan dan apa yang orang takutkan," katanya.

Baca Juga: Asik! Diet Vegetarian Mampu Mencegah Kita Terkena Penyakit Mematikan Ini

Yeung percaya keinginan untuk perubahan pola makan sudah ada. Dan ketakutan berakar pada meningkatnya kekhawatiran atas keamanan makanan dan demam babi Afrika baru-baru ini.

Awalnya, Omnipork akan diluncurkan di kota-kota besar, di mana orang-orang cenderung lebih berpikiran terbuka, lebih siap untuk mencoba sesuatu yang baru, dan lebih terhubung dengan tren global.

Tetapi, mengingat e-commerce yang berkembang di negara itu, berarti lokasi geografis tidak benar-benar menjadi masalah bagi Right Treat, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menjangkau konsumen di kota-kota kecil dan desa-desa lainnya.

Alternatif yang lebih sehat?
Yeung tidak ragu bahwa produk nabati akan berkembang di China.

"Selama 5.000 tahun, China bukan negara peminum kopi. Tapi hari ini, kedai kopi ada di mana-mana. Di masa lalu, orang China bukan pecinta steak. Tapi sekarang, McDonalds ada di mana-mana," kata Yeung.

Baca Juga: Agar Tak Kekurangan Gizi, Begini Cara Mengatur Menu untuk Anak Vegetarian

Omnipork sendiri diklaim memiliki 71 persen lemak jenuh lebih rendah dan 62 persen kalori lebih rendah daripada daging babi asli, serta 233 persen lebih tinggi kalsium dan 53 persen lebih tinggi zat besi, demikian menurut Yeung.

Tetapi tidak semua orang setuju dengan argumen ini. Meskipun alternatif daging digembar-gemborkan sebagai era baru teknologi pangan dan menjadi andalan bisnis baru yang diproyeksikan bernilai miliaran dolar selama 10 tahun ke depan, mantan Menteri Pertanian AS Dan Glickman mengatakan ada kekurangan ilmu gizi untuk mendukung klaim produsen.

Pertanyaan apakah pengganti daging nabati lebih baik bagi konsumen daripada daging, tetap membutuhkan penelitian, demikian kata Glickman dalam sebuah wawancara dengan CNBC baru-baru ini.

"Itu pasti tidak akan membuatmu sakit. Bisa terasa enak, tapi itu tidak berarti lebih baik untukmu," katanya.

Lebih banyak penelitian perlu dilakukan sebelum menyimpulkan bahwa produk nabati adalah penyedia nutrisi yang lebih baik.

Dan meski saat ini Omnipork baru ramai di kawasan China dan Asia Timur lainnya, bukan tak mungkin suatu hari produk daging babi nabati ini masuk ke pasar Indonesia. Lalu, akankah MUI memberinya label halal? Kita tunggu saja.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI