"Kita berusaha mewadahi travel asisten ini menjadi karir baru yang memang digandrungi milenial. Jalan-jalan dibayarin, jalan-jalan dapet duit. Nah di Pigijo, kita juga melatih dan mengedukasi agar mereka punya skill bahasa,. Oke kamu hobi diving, panjat tebing, lewat hobimu itu bisa lho kini jadi travel asisten atau tour guide," lanjut Claudia.
Claudia mengakui, banyak mahasiswa dan ibu-ibu produktif kian menjadi potensi besar sebuah karir baru bernama travel asisten, karena merekalah orang-orang lokal di sebuah kota destinasi wisata yang tahu seluk beluk makanan yang enak di sebuah wilayah, aktivitas seru yang jarang diketahui, dan banyak lagi.
"Misal saya ke ke Wakatobi, travel asisten ini yang bisa kasih suggest, menuju bandara ke sana gimana, lalu naik perahu gimana, siapa yang jemput, nah travel asisten ini yang rancang perjalanan si turis tadi. Jadi Pigijo itu ingin membangun kebutuhan keseluruhan seorang traveler itu," lanjut Claudia.
Ternyata profesi sebagai travel asisten atau tour guide menghasilkan bayaran yang lumayan lho.
Baca Juga: Ogah Kuliah, Gadis Ini Pilih Tinggal di Bus Sambil Traveling
"Di Pigijo paling murah itu sehari Rp 200 ribu, itu mereka biasanya mahasiswa, suka jalan-jalan dan tau jalan. Kalau sudah masuk tour guide yang bersertiikat dari asosiasi, nah itu rata-rata Rp 450 ribu sehari. Kemudian kalau sudah expert itu bisa Rp 1-5 juta sehari. Tentu itu speknya paling tinggi dengan kualitasnya seperti bahasa asing yang juga fasih ya," pungkas Claudia.