"Dari sisi mitra, kita sudah punya 3.800 kemitraan terpadu baik itu paket hotel, hingga jasa pemandu wisata. Tapi pokok utama yang ada di Pigijo tetap kita jualan travel asisten. Karena Ini untuk para mitra, jadi orang-orang ini bisa berkembang, dan kami senang ekonomi lokal secara otomatis terangkat," seru Claudia.
Kalau Anda bingung saat berselancar ke Pigijo, ada fitur chat yang bisa membantu.
"Nah di chat juga ini sangat membantu lho, jadi kita bukan chat bot yang isinya laporan-laporan kode booking selesai, laporan pembayaran, bukan seperti itu. Anda bisa coba, misal, mau ke Bantul, chat saja ke adminnya 'Jalan-jalan ke bantul itu enaknya kemana ya, rekomen kemana?' Nanti dijawab kok, admin chatnya ada orangnya, bukan chat bot yang balas otomatis. Jadi obrolannya lancar seperti itu," bebernya.
Untuk keamanan tour guide, Pigijo menjamin mitranya sudah terdata dengan apik.
Baca Juga: Mau Bikin Followers Iri, Wanita Ini Utang Puluhan Juta untuk Traveling
"Kita seleksi by dokumen, kalau mitra travel berbadan hukum ya ada data sah secara hukumnya. Kalau perorangan untuk travel asisten, ya mereka harus ada npwp, dan jejak digital juga kita cek,"
Meski baru seumur jagung beroperasi, Pigijo mengaku masih terus berusaha mengedukasi para mitra lokal yang terkadang suka "kaget" jika bertransaksi secara digital.
"Tantangan untuk kita sendiri itu adalah selalu melatih dan mengedukasi sikap profesional, pernah ada turis sewa mobil Innova dia booking sore, nah si rental lokal ini, biasanya kan penjualan mereka konvensional dong, pagi mobil masih kosong, ya dulu-duluan deh tuh dibooking. Nah si turis kaget kan kok yang datang mobil beda. Nah itu, jadi kita selalu sosialisasikan agar tidak terjadi hal seperti itu, kalau berbisnis travel digital, kalau sudah di book mau itu malem, ya paginya jangan dikasih orang," pungkas Claudia.