Dikutip dari siaran pers yang diterima Suara.com, Martha Tilaar Group sendiri telah merintis konsep clean beauty yang ramai diperbincangkan produsen kosmetik dunia ini sejak 2011.
Clean beauty telah menjadi tren di Amerika Serikat dan Eropa seiring dengan menguatnya gaya hidup kembali ke alam dan kepedulian konsumen terhadap masalah sosial dan lingkungan.
Salah satu aksinya adalah menolak bahan baku yang dianggap berbahaya, seperti paraben, alkohol dari produksi anggur, methyl isothiazolinone (MIT), methyl chloro isothiazolinone (MCIT), mineral oil butilat hidroksi toluen (BHT), dan beberapa glikol.
Dari clean skin, lewat laboratorium safety dan efficacy yang dimiliki oleh Martha Tilaar Group, yaitu Martha Tilaar Innovation Centre (MTIC), reaksi terhadap kulit sebelum membuat formula jadi dari bahan material sampai formula semiproduksi diukur secara saksama.
Kemudian dari efficacy, melalui alat-alat khusus, manfaat, dampak, dan lapisan kulit yang efektif bagi kerja produk diuji secara klinis.
Tak hanya itu saja, proses produksi yang ramah lingkungan (green process) juga turut diperhatikan. Misalnya, semua limbah produksi harus ditangani sesuai dengan peraturan sebelum dibuang ke lingkungan.
Selain itu, pemilihan jenis kemasan produk merupakan hal lain yang perlu dipertimbangkan dampaknya bagi lingkungan. Jadi, dapat dikatakan bahwa gerakan clean beauty merupakan aktivitas yang menyeluruh.
Hal ini tentu sangat sejalan dengan tujuan diselenggarakannya Miss Earth Indonesia, yaitu menciptakan green earth dengan cara membekali perempuan Indonesia, khususnya generasi muda, menjadi pribadi yang smart, charming, dan responsible dengan berbagai pengetahuan mengenai lingkungan dan cara melestarikannya.
Baca Juga: Tingkatkan Penjualan, Sariayu Luncurkan Produk Berbasis Green Resources