Suara.com - Pesawat terbang merupakan salah satu moda transportasi yang banyak digunakan untuk bepergian antarkota hingga antarnegara. Selain cepat, pesawat juga merupakan transportasi paling aman yang ada.
Namun, baru-baru ini, sebuah studi menyatakan jika mereka yang naik pesawat terbang terlalu sering atau istilah kerennya frequent fliers dapat mengalami berbagai penyakit yang mengarah pada penuaan dini.
Menurut studi yang dilaporkan laman SCMP dan Asia One tersebut, jet lag karena kerap naik pesawat disebutkan sebagai salah satu penyebabnya.
Rupanya, jet lag dapat mematikan gen yang berhubungan dengan sistem imun manusia, sehingga meningkatkan risiko terkena stroke atau serangan jantung.
Baca Juga: MacBook Pro 15 Inci Dilarang Masuk ke dalam Pesawat Singapore Airlines
Tidak hanya itu, jet lag dalam jangka panjang pada awak kabin sudah lama diasosiasikan dengan penurunan fungsi memori.
"Salah satu efek terbesar adalah gangguan tidur secara terus-menerus, yang berhubungan dengan banyak masalah kesehatan. Hal ini bisa memengaruhi metabolisme dan meningkatkan risiko diabetes, penyakit jantung, serta tekanan darah," jelas Dr Nichola Salmond, pemilik Optimal Family Health di Hongkong.
Selain itu, ada pula masalah stres saat naik pesawat yang disebabkan oleh delay, pemeriksaan keamanan, dan masalah cuaca.
Hal ini dapat membuat seseorang merasa susah berkonsentrasi, sehingga fungsi kognitif pun menurun.
Yang mengejutkan, naik pesawat terlalu sering ternyata juga dapat membuat seseorang terpapar radiasi layaknya pekerja di pembangkit listrik tenaga nuklir.
Baca Juga: Merakyat, Pangeran William dan Kate Middleton Naik Pesawat Ekonomi
Menurut riset ilmuwan di City University of New York, travelers yang terbang 85.000 mil per tahun akan memiliki tingkat radiasi dalam tubuh melebihi pekerja nuklir.