Suara.com - Zaman sekarang, media sosial sudah menjadi salah satu hal penting bagi banyak orang, termasuk para selebriti Hollywood. Namun, itu tak berlaku bagi Camila Cabello.
Jika diperhatikan, Camila Cabello sangat jarang bermain media sosial, khususnya Instagram. Ia mengaku kurang suka media sosial karena lebih merasakan efek buruknya ketimbang positif.
Dilansir dari laman People, wanita yang dikabarkan menjalin hubungan dengan Shawn Mendes tersebut baru-baru ini mengungkapkan keresahannya ketika menyapa para penggemar di Instagram setelah absen berhari-hari dari media sosial.
"Ingin mengirimkan cinta di sini. Aku jarang main media sosial karena itu tidak baik buatku dan aku tidak tahu cara bagaimana tidak terpengaruh oleh perkataan oragn di sini, jadinya aku tidak mau membacanya," tulis Camila Cabello, pada Jumat (23/08/2019).
Baca Juga: Ulang Tahun ke-21, Shawn Mendes Makin Mesra dengan Camila Cabello
"Namun, aku juga mengerti bahwa platform ini juga bisa dipakai untuk menolong orang bahkan dengan cara yang sederhana. Maka buat kalian yang sedang berjuang, seperti orang kebanyakan karena kita manusia, ambil waktu lima menit untuk bernapas sejenak," lanjutnya.
Belum lama ini Camila Cabello juga mengaku pernah menjadi korban body shaming di media sosial. Semuanya bermula ketika pelantun Havana tersebut sedang mencari foto di media sosialnya untuk diunggah dalam rangka peringatan dua tahun lagu hits itu.
"Sejujurnya, hal pertama yang aku rasakan adalah merasa sangat tidak aman hanya membayangkan seperti apa gambar-gambar ini seharusnya, oh tidak! Selulitku! Oh tidak! Aku tidak mengecilkan perutku! Tapi kemudian aku berpikir...," ungkapnya.
"Tentu saja ada gambar buruk, tentu saja ada sudut buruk, tubuhku tidak terbuat dari batu, atau semua otot untuk urusan ini," lanjut Camila.
Perempuan 22 tahun ini pun merasa sedih karena pengalaman tersebut membuktikan bahwa wanita zaman sekarang hanya mencari kesempurnaan tidak nyata.
Baca Juga: Channing Tatum Memutuskan Rehat dari Media Sosial, Kenapa?
Para perempuan ini, dalam pandangannya, sudah terlalu banyak terpapar foto editan Photoshop agar terlihat sempurna. Oleh karenanya, mereka mulai berpikir bahwa apa yang mereka lihat itu adalah hal normal.