Suara.com - Masalah overtourism bukan lagi hal baru. Seiring dengan meningkatnya aktivitas pariwisata dari tahun ke tahun, berbagai macam destinasi wisata dan kota di dunia makin dibanjiri turis.
Saking banyaknya turis yang berkunjung, beberapa pemerintah kota dan penduduknya kini mulai mempertanyakan apa saja dampak dari turis yang memenuhi tempat tinggal mereka.
Untuk memahami dampak overtourism ke kota-kota tersebut, baru-baru ini lembaga World Travel and Tourism Council (WTCC) serta perusahaan real estate JLL mengukur kesiapan tiap kota dalam menghadapi turis.
Dilansir dari BBC International, indeks ini mengukur 75 indikator pariwisata, meliputi kepadatan pengunjung, kesiapan penduduk, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Ramai Tren Foto 'Mengupil', Pulau Paskah Terancam Overtourism
Dari indeks itu juga, diketahui beberapa kota yang mengalami masalah overtourism parah. Berikut kota-kota tersebut dan masalah yang dihadapi warganya.
1. Amsterdam
Tahun lalu, Amsterdam kebanjiran turis hingga mencapai 18 juta orang. Padahal, populasi Amsterdam sendiri di bawah 1 juta orang.
Akibat overtourism, banyak real-estate dan rumah di Amsterdam pun mengalami kenaikan harga. Hal ini karena banyak turis yang menyewa rumah-rumah dalam waktu singkat.
Tidak hanya itu, jalanan di Amsterdam pun menjadi makin macet. Belum lagi, kota ini mengalami masalah karena hukum seputar obat-obatan terlarang yang terlalu longgar.
Baca Juga: Overtourism di Crawley Edge Boat Shed, Perth Bangun Toilet Harga Miliaran
Sisi positifnya, banyak museum dan bisnis kecil di Amsterdam yang mendapat keuntungan. Bahkan, keuntungan ini juga membuat Amsterdam terlihat makin indah.
Ke depannya, Amsterdam sendiri berencana untuk melarang penyewaan Airbnb di area tertentu dan melarang kapal pesiar untuk berlabuh di kota mereka.
2. San Fransisco
Kota ini mengalami masalah overtourism akibat keberadaan Golden Gate Bridge yang ikonik serta Lombard Street yang diburu turis.
"Arus lalu lintas untuk menuruni bukit kecil ini meluap sampai ke jalanan sebelah dan menutup arus lalu lintas lainnya," ujar Kristine Dworkin, salah satu penduduk yang keluarganya tinggal di sana, seperti dikutip dari BBC International.
"Kelompok turis berhenti untuk melakukan selfie di bawah bukit dan tidak sadar ada mobil melaju ke arah mereka. Pejalan kaki juga tampaknya tidak sadar jika rumah di sekitar Lombard adalah properti pribadi dan sering berjalan di halaman."
Meski kota San Fransisco menghasilkan lebih dari 9 miliar USD dari turis per tahunnya, pemerintah kota ini sudah merencanakan untuk memperbaiki lalu lintas kota mereka.
Tidak hanya itu, turis pun diharap bisa lebih menghormati warga lokal yang tinggal di sana.
3. Praha
Ibukota Republik Ceko ini memiliki 1,3 juta penduduk, sedangkan jumlah turis per tahun dapat mencapai 7,9 juta orang.
Kebanyakan turis di Praha senantiasa memenuhi area Praha 1, distrik di mana Kota Tua, Mala Strana, dan kastil-kastil berada.
"Rasanya memalukan melihat pusat kota kini dikuasai turis," ucap Charlie Neville yang sudah tinggal di Praha sejak tahun 2002.
Karena hal ini, banyak warga lokal Praha pun terpaksa menghabiskan waktu bersantai di tempat lain alih-alih di pusat kota mereka.
4. Barcelona
Selama bertahun-tahun, Barcelona sudah berusaha untuk mengelola jumlah turis yang membanjiri negara mereka. Tahun lalu, Barcelona mendapat 30 juta orang turis. Di sisi lain, penduduk Barcelona hanya 1,6 juta saja.
"Para turis menggangguku ketika ada kelompok 8 orang atau lebih menggunakan bus kecil di lingkungan perumahan," kata penduduk Barcelona, Marta Laurent Veciana.
Hal ini dikarenakan bus tersebut sebenarnya digunakan oleh orang tua dan anak-anak untuk mempermudah akses ke rumah mereka yang ada di atas bukit.
Tidak hanya itu, turis yang memenuhi konter tiket subway juga dianggap mengganggu warga lokal karena mereka tidak bisa bepergian dnegan nyaman.
Barcelona juga mengalami masalah dengan pantai mereka, yang kerap dipenuhi sampah, turis telanjang, atau turis mabuk.
5. Toronto
Kota Toronto di Kanada merupakan salah satu kota yang mengalami overtourism namun masih menganggapnya sebagai hal yang positif.
"Secara pribadi, aku senang melihat banyak orang berkunjung ke kota kami yang hebat," kata Kyle Collier.
Meski begitu, bukan berarti Toronto tidak punya masalah. Salah satu kendala utama di Toronto adalah soal rumah.
Banyaknya rumah yang dipakai menjadi Airbnb membuat harga rumah menjadi mahal dan jumlah rumah pun terbatas.
Tidak hanya itu, warga Toronto juga berharap turis dapat lebih menghargai lingkungan dan tidak membuat sampah sembarangan di kota mereka.