Suara.com - Putus cinta tentu saja terasa menyedihkan, begitu pula dengan patah hati. Walau begitu, terkadang itu adalah pilihan terbaik untuk diri sendiri maupun dirinya.
Beberapa orang mungkin bakal merasa kesehatan mentalnya memburuk setelah putus cinta. Salah satu tandanya adalah menjadi sering menangis.
Namun, menangis sendiri sebenarnya baik untuk menjaga kesehatan mental. Melansir Yourtango, berikut beberapa alasan mengapa menangis ketika putus cinta perlu dilakukan demi kebaikan psikis Anda.
1. Melalui fase krisis
Baca Juga: Marsha Aruan Menangis saat Liburan Bareng Maia Estianty, Kenapa?
Ketika harus berpisah dengan orang tersayang, tentu akan muncul perasaan berduka. Anda butuh mengeluarkan emosi yang bergejolak, termasuk dengan cara menangis.
Kondisi ini tentu dapat berpengaruh terhadap kondisi fisik maupun mental. Anda mungkin jadi sulit tidur, kehilangan nafsu makan, dan gampang demam.
Meski demikian, hal tersebut pada dasarnya normal. Anda akan menjadi lebih baik setelahnya jika setelahnya dapat menyalurkan emosi guna mengatasi kesedihan secara bijak.
2. Kekuatan untuk bangkit lagi
Mulanya Anda memang butuh menangis sebagai katarsis. Namun ketika kesedihan perlahan memudar dan kembali menjalani kehidupan seperti biasa, Anda akan menjadi pribadi yang lebih kuat.
Baca Juga: Menangis, Dewi Sanca Blak-blakan Diminta Gugurkan Kandungan
Anda terdorong untuk bangkit kembali dan secara bertahap berani membuka lembaran baru.
3. Move on
Anda boleh menangisi dia yang telah menyakiti hati Anda. Biarkan emosi itu lepas, sekaligus memberi pelajaran betapa yang seharusnya merasa rugi adalah dia, bukan melulu Anda.
Bakal datang suatu titik di mana Anda yakin bakal memiliki hubungan yang lebih baik setelah badai terjadi. Anda memahami apa yang Anda inginkan dalam sebuah hubungan dan tentu itu bagus untuk kesehatan mental Anda.