Membentang sejauh 250 meter, aneka cahaya biru menghiasi dinding Gua Waitomo Glowworm. Stalagmit dan stalagtit gua kapur yang berada di Selandia Baru ini pun kian menawan.
Menyisir perairan gua menggunakan perahu, mudah kita terkesima sebab kelindan cahaya birunya nan memesona.
Usut punya usut, cahaya biru yang melekat di langit-langit Gua Waitomo berasal dari serangga langka dengan nama latin, Arachnocampa luminosa.
Masyarakat setempat akrab menyebutnya glowworm atau si cacing cahaya. Konon, ukuran serangga penghasil cahaya ini sebesar nyamuk.
Gua Waitomo Glowworm sendiri merupakan gua kapur yang diperkirakan terbentuk sejak 30 juta tahun silam.
Gua ini pertama kali ditemukan oleh peneliti asal Inggris, Fred Mace yang kala itu menyisir pedalaman Selandia Baru bersama kepala suku Maori, Tane Tinora.
Untuk dapat menikmati pesona cahaya di Gua Waitomo Glowworm, para wisatawan harus merogoh kocek sekitar NZD 48 atau setara Rp 380 ribu.
Menyisir Gua Waitomo Glowworm serasa menyambangi taman mimpi di Negeri Peri.
Wadi Rum Night Luxury Camp
Jika bermalam di kawasan dengan pesona alam memikat dengan hamparan vegetasi hijau nan asri terlalu mainstream, pernahkah terpikir olehmu bermalam di spot wisata unik? Di gurun misalnya?