Uang Bulanan Jatah dari Suami, Buat Apa Saja?

Rabu, 21 Agustus 2019 | 19:08 WIB
Uang Bulanan Jatah dari Suami, Buat Apa Saja?
Ilustrasi menabung uang (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebagai manager keuangan dalam rumah tangga, ibu dituntut bijak dalam mengalokasikan dana untuk kebutuhan keluarga setiap menerima uang bulanan dari suami. Salah mengelola keuangan, kondisi finansial rumah tangga bisa krisis.

Menurut Rista Zwestika S.Sos., pakar keuangan keluarga dari Finansialku, mengelola keuangan rumah tangga sangatlah sulit. Untuk itu, ibu perlu membekali diri dengan ilmu dan pengetahuan keuangan agar tidak keliru menyuplai dana ke setiap pos kebutuhan.

"Istri dituntut harus menjawab 'cukup' kalau suami bertanya soal kecukupan uang bulanan," ungkap Rista dalam acara 'Gopay bersama Alfamart Luncurkan Komunitas Gosip' di salah satu hotel di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (21/8/2019).

Untuk itu, ia menjabarkan persentase dana-dana yang wajib dialokasikan dari uang bulanan yang diperoleh dari suami. Apa saja?

Baca Juga: Kondisi Keuangan Menurut Ramalan Zodiak 12 Agustus 2019, Libra Harus Hemat!

Dana operasional termasuk utang produktif
Sisihkan 50 persen dana yang diterima dari suami untuk kebutuhan operasional rumah tangga. Seperti membeli kebutuhan bulanan dan uang belanja dapur. Dana ini juga diperuntukan untuk membayar tagihan utang produktif, seperti cicilan rumah (KPR).

Dana darurat
Siapkan 10 persen untuk dana darurat. Tujuannya tentu untuk mengantisipasi risiko apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Investasi
Ingat, untuk biaya pendidikan anak harus disiapkan mulai sekarang. Paling tidak, 10 persen dari pendapatan harus dialokasikan untuk investasi jangka panjang yang akan dipakai untuk biaya pendidikan anak kelak.

Proteksi
Untuk proteksi diri semua anggota keluarga, sebanyak 10 persen dari penghasilan perlu disiapkan untuk membayar jaminan kesehatan.

Utang konsumtif
Utang konsumtif adalah dana yang dikeluarkan untuk membeli atau membayar sesuatu yang tidak begitu penting. Seperti baju yang tidak begitu dibutuhkan, barang-barang yang lucu-lucu, atau apa saja yang tidak penting yang kadang ingin saja dibeli. Jumlahnya cukup 10 persen dari pendapatan.

Baca Juga: Marak Hoaks Kondisi Keuangan Negara, Sri Mulyani Gandeng Influencer

Sumbangan
Jangan lupa dengan sedekah wajib dan sumbangan lainnya. Sisihkan 5 persen untuk kebutuhan yang sifatnya sosial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI