Suara.com - Setiap kota pesisir di berbagai belahan dunia, dari Miami hingga Cape Town terancam lelehan es Greenland yang mencair akibat pemanasan global.
Negara otonom di Denmark yang membentang di antara Samudera Arktik dan Atlantik ini kehilangan sekitar 110 juta selimut es seukuran kolam renang Olimpiade setiap tahunnya, menilik laporan sebuah studi pada tahun 2018.
Selain pemanasan global, fenomena matahari bersinar selama dua bulan penuh di Greenland turut berkontribusi terhadap mencairnya selimut es di negara berkapasitas sekitar 56 ribu penduduk ini.
Di Greenland, matahari tak pernah benar-benar tenggelam. Dari tanggal 25 Mei hingga 25 Juli, matahari akan menyiangi pulau ini.
Baca Juga: Puasa 21 Jam, Ini Kisah Pria Muslim Satu-satunya di Greenland
Fenomena yang disebut sebagai midnight sun atau 'matahari tengah malam' ini terjadi akibat kemiringan bumi yang relatif terhadap bidang orbitnya.
Selain Greenland, fenomena ini juga terjadi di beberapa kawasan di Lingkaran Arktik.
Di Fairbanks, Alaska misalnya, matahari akan terus bersinar dari 22 April hingga 20 Agustus.
Akibat fenomena ini, tidak sedikit penduduk yang mengalami kesulitan tidur. Sebab matahari yang bersinar konstan menyebabkan otak mereproduksi lebih sedikit melatonin sehingga membuat ritme dan mekanisme tubuh mengalami kebingungan.
Baca Juga: Ketika Lapisan Es Greenland Cepat Mencair, Ini Bencana yang Siap Mengancam