Suara.com - Ingin Buka Kedai Kopi Kekinian, Ini Modal yang Perlu Disiapkan
Minum kopi kini sudah menjadi salah satu gaya hidup kaum muda Indonesia. Kedai kopi pun menjamur, membuatnya menjadi salah satu jenis usaha yang menarik perhatian kalangan milenial.
Dikatakan Nyoman Suweca selaku Ketua Indonesian Barista Association (IBA) Bali, ada beberapa hal yang harus disiapkan jika ingin membuka kedai kopi kekinian. Selain framu mural yang menarik, ada pula investasi lampu, meja, kursi, hingga beragam jenis mesin kopi.
"Investasi terbesar adalah pada harga mesin-mesin seperti coffee grinder (mesin giling kopi), mesin espresso, french press (alat penghilang ampas kopi), milk steamer, dan kulkas untuk menyimpan susu dan campuran bahan kopi lainnya (chest freezer). Sebab harga satu jenis mesin saja berada sekitar Rp 35 - 50 juta; kemudian juga jenis kopi yang banyak disukai saat ini adalah jenis kopi premium, yakni specialty coffee (jenis kopi khusus yang tumbuh di daerah tertentu)," ujarnya, melalui siaran pers yang diterima Suara.com.
Baca Juga: Waspada, Ini Batas Aman Minum Kopi Agar Tak Kena Migrain
Untuk satu kedai kopi, Nyoman menyebut membutuhkan 4 jenis mesin. Sehingga jumlah investasi awal yang dikeluarkan berkisar antara Rp 100-150 juta. Biasanya satu coffee shop juga minimal mempekerjakan antara 4 -5 orang, termasuk barista dan waiter (pramusaji).
Istilah specialty coffee merujuk pada kopi yang memiliki cupping test score di atas 80 poin. Penilaian ini berdasarkan aroma dan rasa yang khas dan istimewa di atas kopi rata-rata pada umumnya. Berdasarkan data Kemenperin, Indonesia juga memiliki berbagai jenis kopi specialty yang dikenal di dunia, termasuk kopi luwak dengan rasa dan aroma khas sesuai indikasi geografis yang menjadi keunggulan Indonesia.
Hingga saat ini, sudah terdaftar 22 Indikasi Geografis (IG) untuk kopi Indonesia, di antaranya Kopi Arabika Gayo, Kopi Arabika Toraja, Kopi Robusta Puputan Bali, Kopi Arabika Sumatera Koerintji, Kopi Liberika Tungkal Jambi, dan Kopi Liberika Rangsang Meranti. Dalam pameran Festival Kopi di Nusa Dua juga ditampilkan sejumlah specialty coffee antara lain Kopi Kintamani Bali dan Kopi Tanamera. Dari Kabupaten Temanggung – Jateng, sudah terdaftar dua IG yakni Kopi Arabika Jawa Sindoro-Sumbing dan Kopi Robusta Temanggung.
Melihat perkembangan minat minum kopi dan bisnis kedai kopi yang semakin besar, maka pada Festival Kopi yang berlangsung 16–18 Agustus 2019 di Nusa Dua, Bali, ditampilkan sejumlah acara, seperti perbincangan dan pengetahuan tentang kopi, serta pameran kopi yang menampilkan potensi kopi dari seluruh Indonesia. Di sini para pengunjung dan investor dapat saling mingle, ataupun juga berkomunikasi langsung dengan para petani atau pemilik kebun kopi, demo sangrai (roasting) kopi, dan menyaksikan langsung buyer’s cupping.
Proses penanaman kopi tidak hanya membutuhkan energi secara intensif, baik digarap dengan sistem tanam sederhana ataupun yang menggunakan mesin (mekanisasi pertanian). Faktanya, hampir 60 persen energi yang dipergunakan untuk menghasilkan secangkir kopi, terutama terletak pada sisi distribusi (pengangkutan), roasting (proses sangrai), dan penyeduhan (brewing) kopi.
Baca Juga: Ridwan Kamil : Jabar akan Ekspor Kopi Langsung ke Georgia
Mesin roasting beroperasi pada suhu temperatur 550 derajat Fahrenheit, dan setiap satu jam menghabiskan sekitar 1 juta BTU (British Thermal Unit). Dari semua proses, penyeduhan kopi yang membutuhkan energi paling besar. Menggabungkan antara panas dari energi listrik itulah yang masuk dalam seni dan energi penyediaan kopi, termasuk berbagai mesin penyeduhnya. Secara total energi yang dipergunakan untuk menghasilkan 100 mililiter kopi setara dengan 1,94 megajoules, atau setengah KwH.
PT PLN (Persero) sebagai salah satu pengisi stand, juga mendukung bertumbuhnya industri kopi di Indonesia, melalui pemberian pelatihan dan penanaman kopi lewat anak perusahaannya Unit Pembangkit Mrica PT Indonesia Power di Desa Pengundungan dan Desa Krinjing, Jawa Tengah. Melalui program CSR-nya dapat membawa dua kelompok petani Kopi Senggani dari Kelompok Tani (Poktan) Rising - Desa Pengundungan dan Kopi Krinjing dari Poktan Bumi Asih memberi nilai tambah bagi para anggota Poktan dan juga industri terkaitnya.