Suara.com - Ketika mendengar ARTJOG, rasanya nama Festival Seni Kontemporer ini pasti sudah tidak asing lagi di telinga Anda, khususnya para penikmat seni bukan?
Sebelum melangkah ke ARTJOG MMXIX, Suara.com akan mengajak Anda untuk mengenal lebih dalam evolusi dari perhelatan festival seni kontemporer ini terlebih dahulu.
Berikut Suara.com hadirkan evolusi, sejarah perjalanan panjang lahirnya ARTJOG.
1. Jogja Art Fair #1 (2008)
Baca Juga: Sambangi Yogyakarta, Menteri Keuangan Sri Mulyani Resmikan ARTJOG MMXIX
Jogja Art Fair pada tahun 2008 menjadi tonggak awal mula lahirnya ARTJOG. Perlu diketahui, dahulu Jogja Art Fair ini menjadi salah satu rangkaian dari acara Festival Kesenian Yogyakarta (FKY).
Format awal dari Jogja Art Fair ini sendiri merupakan sebuah pameran besar seni rupa, dengan sistem panggilan terbuka.
2. Jogja Art Fair #2 (2009)
Pada tahun 2009, nama pameran seni ini masih bertajuk Jogja Art Fair. Namun bedanya, Jogja Art Fair ini tak lagi berdampingan dengan alias sudah terpisah dari rangkaian FKY.
3. ARTJOG 2010 - Indonesia Art Now - (16-29 Juli 2010)
Baca Juga: 5 Instalasi Seni Ini Siap Hadir di ARTJOG 2019, Apa Saja?
Akhirnya, pada tahun 2010 menjadi tahun evolusi lanjutan bagi pameran seni besar di Yogyakarta ini. Ya, akhirnya ekshibisi ini menyandang nama baru ARTJOG yang diselenggarakan oleh Heri Pemad Management.
ARTJOG 2010 pada waktu itu masih bertempat di Taman Budaya Yogyakarta (TBY) dan menampilkan sebanyak 158 karya bertema 'Indonesia Art Now'.
4. ARTJOG 2011 - (16-29 Juli)
Berbeda dari tahun 2010, ARTJOG di tahun 2011 lebih membawakan tema dari jati diri ekshibisi itu sendiri. ARTJOG 2011 ini masih diseleksi olehAminudin T.H Siregar sebagai kurator.
ARTJOG 2011 ini memamerkan sebanyak 251 karya seni yang terdiri dari lukisan, instalasi hingga video.
Menariknya lagi, halaman depan TBY sempat dibongkar dan digali untuk menempatkan tampilan sempurna dari sebuah karya.
Bukan tanpa alasan, penggalian ini dilakukan untuk mencapai tampilan perfeksionis seniman terhadap karya yang sudah dibuat.
5. ARTJOG 2012 - Looking East, A Gaze upon Indonesian Contemporary Art - ( 4-28 Juli )
Masih bertempat di TBY, ARTJOG 2012 menampilkan sebanyak 192 karya dari para seniman.
192 karya seni yang dipamerkan terdiri dari 44 instalasi, 25 foto, 12 patung dan 93 lukisan.
Tema yang dibawakan ARTJOG 2012 ini mengajak masyarakat untuk lebih memahami apa yang sedang terjadi di Indonesia sebagai kawasan timur dunia.
ARTJOG 2012 ini berisi karya kritis yang mengandung makna tersirat di dalamnya.
Pada bagian depan ekshibisi, pengunjung telah disambut dengan karya megah dari Joko Dwi Avianto yang berupa instalasi bambu.
Instalasi bambu tersebut diciptakan Joko Dwi Avianto sebagai simbolisasi vegetasi hutan.
6. ARTJOG 2013 - Maritime Culture - (16-20 Juli)
ARTJOG 2013 begitu menarik perhatian wisatawan dan masyarakat Yogyakarta khususnya.
Antrean panjanng memadati acara pembukaan ARTJOG 2013 kala itu. Ekshibisi ARTJOG 2013 sendiri menampilkan 115 karya seni.
ARTJOG 2013 sendiri mengusung tiga kategori pameran yakni special presentation, commision work dan art fair.
Mengusung tema Maritime Culture, ARTJOG 2013 ingin mengingatkan pengunjung bahwa Indonesia adalah negara maritim di mana nenek moyang kita dulunya berawal dari seorang pelaut.
Dalam ARTJOG 2013 ini beberapa seniman dari luar negeri seperti Australia, Tokyo, Malaysia, hingga Amerika Serikat turut memamerkan karyanya dalam ekshibisi ini.
7. ARTJOG 2014 - Legacies of Power - (7-22 Juni)
ARTJOG 2014 masih bertempat di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Semakin menarik, ARTJOG 2014 mengusung tema politik pada kala itu.
Legacies of power ini dipilih bertepatan dengan tahun pemilihan umum di Indonesia. Di bagian depan ekshibisi, berdiri instalasi 150 figur 'Goni Kabinet' yakni boneka karung goni karya seniman muda bernama Samsul Arifin.
ARTJOG 2014 sendiri diikuti oleh 103 seniman dengan ratusan karya di dalamnya. Tak hanya lukisan dan patung, eksihibisi ini juga menampilkan karya seni media rekam yang ditampilkan pada monitor LCD.
8. ARTJOG 2015 - Infinity In Flux - (6-28 Juni)
Mengusung tema Infinity in Flux - The Unending Loop that Bonds the Artist and the Audience, ARTJOG 2015 ini menampilkan karya dari 86 seniman.
Masih berlangsung di Taman Budaya Yogyakarta (TBY), ARTJOG ke-8 ini ingin menonjolkan kata infinity yang berarti tak terbatas sebagai perwakilan simbol dari angka delapan.
ARTJOG 2015 ini memamerkan karya yang dapat dirasakan oleh ragam panca indera, seniman juga terlihat menggabungkan aspek dinamis dan statis dalam karyanya.
Istri mendiang John Lennon yakni Yoko Ono juga turut berpartisipasi dalam ARTJOG 2015 ini lewat presentasi karya Wish Tree.
9. ARTJOG 2016 - Universal Influence - (27 Mei- 27 Juni)
Pada tahun 2016, ARTJOG mulai menempati lokasi baru di Jogja National Museum (JNM). Kapasitas JNM dirasa memiliki karakter ruang pajang berbeda yang memberi warna baru pada transformasi ARTJOG.
Diikuti 62 seniman, ARTJOG 2016 ini mengusung tema Universal Influence, di mana kebudayaan global datang dari peristiwa bersejarah.
10. ARTJOG 2017 - Changing Perspective - (19 Mei - 19 Juni)
Masih di Jogja National Museum (JNM), ARTJOG 2017 mengusung tema besar 'Changing Perspective'. ARTJOG 2016 dalam tema yang dibawakannya, ingin memberikan perspektif berbeda dalam cara seseorang menikmati karya seni.
Salah satu ikon dari ARTJOG 2017 ini ialah instalasi mata pada ikon pintu masuk gerbang pameran karya seniman muda, Wedhar Riyadi.
Floating Eyes ini merupakan simbol di mana akibat teknologi yang semakin canggih, kini manusia tak hanya bisa melihat sesuatu melainkan dilihat oleh orang lain.
11. ARTJOG 2018 - Enlightment - (4 Mei-4 Juni)
Memasuki tahun ke-11, ARTJOG kian banyak memberikan kejutan kepada para penikmat seni. Ratusan karya dari 54 seniman tampil elok dalam ARTJOG 2018 ini.
Mengusung tema Enlightment, ARTJOG 2018 ingin memberikan sebuah pencerahan kepada para pengunjung. Yang mana, pencerahan ini merupakan proyeksi dari kerja seni budaya, filsafat dan pengetahuan dalam satu kesatuan di dalam ARTJOG.
Salah satu karya yang menarik perhatian pengunjung yakni 'Sea Remembers' karya seniman Mulyana.
Karya instalasi ini memamerkan indahnya terumbu karang dan ikan bawah laut yang terbuat dari seni modular berupa rajutan.
12. ARTJOG MMXIX - Arts in Common, Common | Space - (25 Juli - 25 Agustus)
Tak terasa ARTJOG sudah mencapai penyelenggaraanya yang ke 12 di tahun 2019 ini.
Pada penyelenggaraanya kali ini, ARTJOG ingin memposisikan diri sebagai Festival Seni Rupa Kontemporer Internasional.
Bertempat di Jogja National Museum, ARTJOG MMXIX kali ini mengusung tema Arts in Common.
Arts in Common atau Common Space ini rencananya akan menjadi tema besar untuk ARTJOG, mulai tahun 2019 ini hingga 2021 mendatang.
ARTJOG MMXIX ini diikuti oleh 39 seniman baik individu maupun kelompok dari dalam hingga luar negeri.
Ekshibisi ini semakin berwarna dengan melibatkan 5 seniman lintas disiplin yang telah ditunjuk langsung untuk menampilkan karyanya di ARTJOG MMXIX ini.
Ialah Handi wirman Saputra, Riri Riza, Sunaryo, Teguh Ostentrik serta Piramida Gerilya yang merupakan proyek kolaborasi antara indieguerillas dengan Singgih S. Kartono.
Bicara soal tema Arts in Common, ARTJOG MMXIX kali ini ingin menunjukkan pentingnya ruang bersama.
Ya, ARTJOG diharapkan mampu menjadi ruang bersama untuk berinteraksi, berdiskusi serta menikmati sajian artistik dan narasi kritis.
Berkesempatan datang langsung ke JNM, Suara.com ingin menggali lebih jauh makna dari Arts in Common dalam perhelatan ARTJOG MMXIX kali ini.
Melalui karya yang dipamerkan, kami dapat memahami common space dalam berbagai konteks.
Seperti salah satunya yang jelas terpampang di dalam kehidupan kita sehari-hari ialah lingkungan dan alam semesta.
Dahulu alam semesta memang ditentukan oleh kekuatan dari alam itu sendiri (misalnya gunung meletus, meteor, badai dan yang lainnya).
Namun seiring berjalannya waktu, manusia menjadi sumber dari perubahan itu sendiri.
Hal ini begitu jelas tercermin dari fenomena pemanasan global, penggundulan hutan, polusi dan yang lainnya.
Tak hanya bicara soal lingkungan, tema ini juga mencakup isu sosial terkait ruang bersama di dalamnya.
Oleh karenanya, karya-karya seniman dalam ARTJOG MMXIX ini berupaya untuk menyadarkan kita betapa pentingnya ruang bersama di mana kita hidup saat ini membutuhkan reposisi, pemikiran ulang, perenungan hingga kritik yag baru dan membangun.
Menariknya lagi, ARTJOG MMXIX ini juga kembali menghadirkan Young Artist Award untuk mengapresiasi karya peserta terbaik yang berusia di bawah 35 tahun.
Tiga karya peserta terbaik ini telah dipilih pada acara pembukaan ARTJOG MMXIX pada hari Kamis, (25/7/19).
Karya Young Artist Award sendiri telah dipilih melalui penilaian yang melibatkan Fumio Nanjo (Direktur Museum Seni Mori, Tokyo, Jepang), Aaron Seeto (Direktur Museum MACAN), Natasha Sidharta (Direktur IndoArtNow) serta tim kuratorial ARTJOG.
Yang pertama ada karya dari Andrita Yuniza Orbandi yakni instalasi berjudul Whirlwind of Time.
Instalasi Whirlwind of Time ini terbuat dari ratusan dahan serta batang ranting pohon yang terbuang.
Saat memasuki karya Andrita Yuniza Orbandi ini kami dibuat takjub dengan ratusan batang ranting pohon yang sekilas mirip dengan labirin berbentuk sarang burung.
Rupanya, Andrita Yuniza Orbandi terinspirasi oleh cerita dalam buku Haruki Murakami, Kafka on the Shore.
Bukan sarang burung, Andrita ternyata mengadopsi bentuk pusaran angin puyuh untuk karyanya.
Instalasi badai ini menggambarkan tekanan dalam kehidupan manusia yang disebabkan oleh tindakan dan pikiran mereka sendiri.
Bagian tengah instruksi disebut dengan mata, di mana pengunjung bisa merenung dengan tenang dan beristirahat sejenak.
Kedua, ada karya dari Natasha Tonte yang berjudul 'Hama Memberkati'.
Dalam karyanya ini, Natasha Tonte ingin menggambarkan serta memperlihatkan, bagaimana jadinya jika umat manusia punah dan kehidupan diteruskan oleh kecoa.
Di mana seperti yang telah kita ketahui, kecoa sudah ada sejak zaman purbakala hingga saat ini.
Uniknya lagi, Natasha Tonte bahkan menyertakan karya berupa surat untuk kecoa. Tepat di depan layar yang menampilkan film pendek 'Hama Memberkati' terdapat kursi yang bisa digunakan oleh pengunjung agar lebih nyaman ketika melihat karya.
Ketiga, ialah karya berjudul Juxtaposed #1 - #3 dari Enka Komariah.
Karya Enka Komariah ini dipamerkan di lantai 3 ekshibisi ARTJOG MMXIX, dan begitu menarik perhatian kami.
Bertempat di sudut ruangan, karya berupa lukisan ini merupakan wujud penggambaran perubahan sosiokultural yang diamati oleh Enka Komariah.
Di mana perubahan ekologis yang signifikan ini terjadi saat pembangunan rumah ibadah khususnya masjid harus menghancurkan mata air bersejarah yang dinilai sesat.
Kemudian ada benteng Belanda yang memiliki nilai bersejarah tinggi, diruntuhkan dan diubah menjadi masjid.
Enka berusaha memperlihatkan perubahan ekologi dan transformasi ruang di Indonesia yang ditentukan oleh kuasa dominan.
Tak hanya bisa melihat langsung karya-karya menakjubkan, di ARTJOG MMXIX ini ada kegiatan yang sayang jika Anda lewatkan.
Ini dia ARTJOG Educational Program yang terdiri dari beberapa agenda seperti Meet the Artist, Curratorial Tour dan Leksikon.
ARTJOG Educational Program ini menjadi ruang pertemuan antara publik seni dan khalayak umum akan diperluas.
1. Meet The Artist
Program ini dibuat untuk memfasilitasi pertemuan publik dengan seniman yang terlibat dalam ARTJOG. Pertemuan ini diharapkan mampu menghasilkan dialog antara seniman dan publik seni serta pertukaran pengetahuan dua arah.
Meet The Artis ini akan dilaksanakan seminggu sekali yakni pada hari Rabu, pukul 3 sore.
2. LeksiKon
Program baru yang digagas oleh ARTJOG MMXIX kali ini akan menampilkan sajian edukasi publik yang dikemas dengan format kreatif.
Penonton di sini akan bisa menyaksikan seni pertunjukan dan tontonan audio visual berupa dokumentasi karya seni para seniman.
LeksiKon ini berlangsung pada tanggal 9-10 Agustus 2019.
3. Curratorial Tour
Pada program ini, pengunjung akan diajak oleh tim kurator ARTJOG untuk mengelilingi ruang pamer.
Beruntung, tim Suara.com mendapatkan kesempatan untuk ikut Curratorial Tour pada hari Selasa (6/8/19).
Siang itu sudah banyak peserta yang sangat antusias untuk mengikuti Curratorial Tour di pintu depan ruang pamer.
Tak lama kemudian datanglah Ignatia Nilu selaku tim kurator yang akan mendampingi kami berkeliling ruang pamer.
Dengan ramah ditemani rekan lainnya, Igantia Nilu menyambut hangat para peserta Curratorial Tour.
Curratorial Tour ini biasanya diikuti oleh 20 peserta yang mendaftar secara online lewat website dari ARTJOG MMXIX.
Selama dua jam, peserta Curratorial Tour ini akan diajak berkeliling ruang pamer dan mengeksplorasi lebih dalam karya-karya yang ada di ARTJOG MMXIX ini.
Meski tidak semua karya dijelaskan oleh tim kurator, namun Curratorial Tour ini semakin membuka imajinasi dan pemahaman kami tentang makna di balik seni yang diciptakan oleh para seniman.
Sore itu, setidaknya Ignatia Nilu mengajak kami untuk lebih mendalami proses pembuatan serta pesan yang dibawakan oleh 21 karya di ARTJOG MMXI ini.
Salah satu karya yang menarik perhatian kami ialah 'Daun Khatulistiwa' yang dibuat oleh Teguh Ostentrik.
Jika biasanya Teguh Ostentrik membawakan karya patung, kali ini seniman kontemporer ini berkolaborasi dengan Yayasan Terumbu Rupa.
Teguh Ostentrik mencoba untuk mengangkat isu tentang terumbu karang yang kini rusak parah akibat ulah manusia.
Lewat karyanya, Teguh Ostentrik menghadirkan narasi tentang pentingnya menjaga keindahan dan kekayaan alam laut lewat kubah yang disertai dengan unsur audio visual alam bawah laut.
Ketika berada di dalam kubah tersebut, kami merasakan takjub, sedih dan merinding ketika melihat dan mendengarkan narasi tersebut.
Seakan terumbu karang berbicara dan meminta pertolongan kepada umat manusia untuk menjaga keberlangsungan alam bawah laut.
Rencananya, ukiran Daun Khatulistiwa ini akan dijadikan Teguh Ostentrik sebagai rumah terumbu karang.
Daun Khatulistiwa ini akan diletakkan di dalam laut Wakatobi sebagai rumah baru bagi terumbu karang, usai dipamerkan lewat ARTJOG MMXIX.
Di akhir sesi Curratorial Tour, kami juga beruntung bisa mendapatkan sedikit waktu untuk berbincang bincang bersama Ignatia Nilu terkait ARTJOG MMXIX ini.
Ignatia Nilu mengatakan bahwa educational program ini merupakan platform yang akan dilakukan terus menerus untuk ARTJOG di masa mendatang.
Educational program ini sendiri sudah berlangsung sejak ARTJOG di tahun 2014 lalu.
"Prosesnya sudah panjang, ini merupakan platform yang memungkinkan di mana pengelola dan audience bisa saling berinteraksi atau berhubungan langsung secara dua arah," ungkap Ignatia Nilu ketika diwawancarai Suara.com.
"Curratorial Tour ini mengusung platform yang lebih kasual jadi nggak se-kaku Curratorial Talks di mana hubungannya cuma satu arah, kuratorial bicara tentang temanya, publik mendengarkan. Program ini kami buat juga supaya audience nggak malu-malu dalam bertanya," tambahnya.
Harapan Ignatia Nilu dengan diadakannya Curratorial Tour ini publik bisa mendapatkan informasi lebih tentang karya-karya yang ada di ARTJOG MMXI ini.
Salah seorang peserta Curratorial Tour bernama Rayyan Ihad, di ARTJOG MMXI ini juga sempat kami wawancarai.
Mahasiswa jurusan Arsitektur, Universitas Islam Indonesia ini rela datang jauh-jauh dari wilayah Jombor untuk ikut Curratorial Tour.
"Iya dari Jombor, kebetulan tertarik sekali dengan ARTJOG dan ajak teman-teman untuk ikut Curratorial Tour ini, menarik banget," ungkap Rayyan.
"Jadi di Curratorial Tour ini kita yang tadinya kurang paham atau penafsirannya masih gamblang soal karya seni yang dipamerkan bisa semakin paham lebih dalam dan jelas," imbuhnya.
Bagi Anda yang juga tertarik, Curratorial Tour ini dilaksanakan setiap hari Selasa dan Jumat pukul 3 sore di JNM selama ARTJOG MMXIX berlangsung.
Usai mengikuti Curratorial Tour, kami memacu langkah menuju pintu keluar dengan melewati instalasi Bubu Waktu karya Sunaryo ditemani suara gemericik air dan burung berkicau yang begitu menyegarkan.
Di bagian Merch Project, Anda juga bisa membawa oleh-oleh berbagai merchandise menarik dari ARTJOG MMXIX dan partisipan lainnya.
Tiket masuk ARTJOG MMXIX ini dibanderol seharga Rp 50.000 per orangnya.
Jadi tunggu apa lagi, selagi masih ada waktu jangan lupa untuk datang ke ARTJOG MMXIX ini ya.