Suara.com - Tak sedikit yang memilih windows seat sebagai area terbaik tatkala mengudara menggunakan pesawat sebab posisinya yang begitu dekat dengan jendela.
Bahkan jika beruntung, saat cuaca cerah, dari jendela dapat kita nikmati pula hamparan awan, lanskap pegunungan hingga pijar kota nan gemerlap di kala malam.
Meski demikian, sekali pun duduk di area windows seat, tak jarang kita harus memajukan kepala tiap kali menyimak lanskap di luar pesawat sebab posisi tempat duduk dan jendela yang tak sejajar.
Bahkan pada beberapa kasus, penumpang yang menduduki area windows seat tak kebagian jendela sama sekali. Mengapa demikian?
Baca Juga: Situgunung Trail Run, Cara Beda Jelajahi Wisata Sukabumi, Buruan Daftar!
Pada dasarnya, perusahaan yang memproduksi pesawat terbang telah merancang kursi dan jendela pada posisi yang proporsional sehingga penumpang dapat menikmati lanskap di luar pesawat sembari bersandar di kursinya masing-masing.
Namun kemudian, laporan Lonely Planet menyebut proses pemasangan kursi sangat ditentukan kebijakan masing-masing maskapai.
Sebab, deret pemasangan kursi erat kaitannya dengan keuntungan yang ingin dicapai tiap maskapai penerbangan. Tak jarang maskapai dengan anggaran terbatas menyiasati pesawat mereka agar dapat terisi penuh oleh penumpang.
Dengan mengisi banyak kursi dan mengangkut banyak penumpang, keuntungan kian berlipat, maka tak heran, rancangan proporsional dari produsen pesawat bisa melenceng sebab kehendak maskapai penerbangan.
Saat jumlah kursi berusaha dipepatkan, letak kursi di area windows seat pun jadi korban, sehingga acap kita temukan satu kursi kebagian dua jendela bahkan ada yang tak kebagian jendela sama sekali.
Baca Juga: 4 Tempat Wisata di Kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai