Suara.com - Sudah 33 tahun berlalu sejak bencana nuklir Chernobyl yang terjadi di Pripyat, Ukraina. Namun, hingga sekarang, daerah di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir tersebut masih dinyatakan mengandung radiasi.
Dikenal dengan nama Zona Esklusi Chernobyl, area seluas 2.600 km2 di sekitar Chernobyl tersebut dilarang untuk ditinggali dan diakses publik karena terkontaminasi radioaktif.
Bahkan, ada pula yang menyebutkan jika area tersebut akan terus terabaikan hingga 20.000 tahun mendatang.
Namun, belum lama ini, beberapa ilmuwan dari University of Portsmouth menyebutkan jika mereka berhasil membuat vodka menggunakan bahan-bahan yang diambil dari Zona Eksklusi Chernobyl.
Baca Juga: Chernobyl Resmi Jadi Tempat Wisata, Ukraina Gelontorkan Miliaran Dolar
Dinamai vodka "Atomik", minuman ini diklaim aman untuk diminum oleh para ilmuwan tersebut.
Vodka itu sendiri ternyata merupakan bagian dari proyek penelitian di Zona Eksklusi Chernobyl. Sebelumnya, mereka meneliti apakah tumbuhan pangan bisa hidup di sana.
Menurut Jim Smith selaku ketua proyek, mereka menemukan jika tanah di sekitar Chernobyl aman untuk digunakan bercocok tanam. Namun, bahan pangan yang dihasilkan masih memiliki tingkat radiasi nuklir sedikit di atas batas aman.
Karena alasan inilah, Jim Smith dan timnya pun lantas mencoba menggunakan gandum yang mereka dapatkan untuk dijadikan vodka.
Air yang digunakan dalam pembuatan vodka pun diambil dari sumber air yang berada 10 km dari Chernobyl dan sudah bebas kontaminasi.
Baca Juga: Bukan di Pripyat, Mengintip Kota yang Jadi Lokasi Syuting Chernobyl
Sementara, proses pembuatan gandum menjadi alkohol sendiri disebut dapat memurnikan efek radiasi yang masih sedikit tersisa.
"Ketika kau menyuling sesuatu, banyak dari kotoran yang tersisa tertinggal di produk buangan, sementara produk finalnya lebih murni," ujarnya.
"Dan itulah yang kami temukan dalam vodka kami--kami melakukan fermentasi pada gandum, kemudian melakukan penyulingan. Kami tidak menemukan adanya radioaktif di produk akhir tersebut."
Vodka "Atomik" sendiri dikabarkan akan diproduksi dalam jumlah kecil dan dijual di tahun 2019 ini.
Nantinya, sebesar 75% dari laba penjualan Atomik juga akan disumbangkan ke komunitas yang terdampak bencana Chernobyl.
"Kupikir ini adalah botol vodka terpenting di dunia karena dapat membantu perekenomian komunitas yang tinggal di sekitar area Chernobyl," ucap Jim Smith.
Diketahui, terlepas dari larangan pemerintah, masih ada 150 orang berusia tua yang memilih untuk tetap tinggal di Zona Eksklusi Chernobyl hingga saat ini.
Sementara, turis pun dikabarkan mulai bisa berkunjung ke Chernobyl meski hanya untuk waktu singkat.