Suara.com - Selain pilot, salah satu pekerjaan di bandara yang dianggap penting dan berperan besar bagi keselamatan penerbangan adalah Air Traffic Controller.
Bahkan, saking pentingnya pekerjaan ini, para ATC disebut-sebut harus selalu siap siaga dalam kondisi apa pun.
Menjadi Air Traffic Controller juga bukan hal mudah, lantaran ada banyak persyaratan dan keahlian yang harus dimiliki.
Meski begitu, nyatanya masih ada beberapa hal soal Air Traffic Controller yang salah kaprah kita pahami.
Baca Juga: Bandara Ini Larang Penjualan Air Minum dengan Botol Plastik Sekali Pakai
Dilansir dari laman Ranker, inilah 6 fakta soal pekerjaan Air Traffic Controller.
1. Menara ATC memiliki kaca miring untuk meminimalisasi gangguan
Jika diperhatikan dari dekat, menara-menara ATC di bandara biasanya memiliki kaca yang berbentuk miring dan gelap.
Hal ini dilakukan agar kaca tersebut dapat memantulkan cahaya dari layar komputer ke atap, sehingga tidak mengganggu para ATC saat memonitor pesawat.
2. ATC menggunakan cahaya jika radio tidak berfungsi
Baca Juga: Sebelum Naik Pesawat, Ketahui 5 Fakta Pemeriksaan Keamanan di Bandara
Dalam situasi di mana radio tidak berfungsi atau rusak, maka komunikasi antara pilot dan ATC akan dilakukan dengan sinyal lampu.
Ada tiga warna cahaya yang digunakan, yaitu merah, putih, dan hijau.
Sebagai contoh, cahaya berwarna hijau berarti sebuah pesawat sudah diizinkan untuk mendarat.
3. Tanggung jawab ATC lebih kepada pergerakan pesawat
Banyak yang menganggap bahwa pekerjaan utama ATC adalah mencegah pesawat mengalami tabrakan dan kecelakaan.
Realitanya, tugas ATC jauh lebih menekankan pada efisiensi pesawat dalam keluar-masuk bandara.
Pilot dan maskapai tetap memegang tanggung jawab utama untuk keselamatan, sementara ATC bertanggung jawab agar pergerakan pesawat berjalan lancar.
4. Petugas ATC biasanya hanya tidur 5,8 jam per malam
Menurut survei yang dilakukan oleh NASA pada 2015 silam, para ATC biasanya menderita kelelahan kronis karena hanya bisa tidur 5,8 jam per malam saat minggu bekerja.
Tak hanya itu, ATC juga hanya punya waktu 3 jam sebelum pergantian shift.
Di sisi lain, stres yang dialami ATC biasanya timbul karena masalah dengan manajemen bandara, bukan karena pekerjaan mereka mengatur lalu lintas pesawat.
5. Dibutuhkan sekitar 40.000 ATC baru per tahun 2030
Dengan semakin banyaknya jumlah pesawat dan bandara di dunia, maka jumlah ATC pun juga akan mengalami peningkatan pesawat.
Per tahun 2030 nanti, diperkirakan bahwa dunia akan membutuhkan 40.000 orang ATC baru untuk mengelola lalu lintas pesawat terbang.
6. Di masa depan, menara ATC bisa terletak jauh dari bandara
Saat ini, ada beberapa bandara di dunia yang mulai membangun menara ATC jauh dari landas pacu.
Para ATC yang bekerja di sini akan diberi kamera dengan resolusi besar, sensor, dan monitor untuk bekerja.
Teknologi yang digunakan pun akan jauh lebih sensitif, sehingga ATC bisa mendeteksi adanya kabut atau halangan di landas pacu meski berada di lokasi berlainan.