Suara.com - Beberapa waktu silam, muncul tantangan di media sosial yang mengajak para warganet seluruh dunia untuk menyerbu Area 51 di Amerika Serikat.
Konon, penyerbuan tersebut dikatakan akan dilangsungkan pada 20 September 2019.
Meski sudah dikonfirmasi bahwa tantangan itu hanya candaan, agaknya banyak yang menganggapnya serius.
Bahkan, di Indonesia, muncul pula tantangan untuk menyerbu laut selatan Jawa dengan pakaian serba hijau.
Baca Juga: Pemburu Nessie Temukan "Bangkai Monster" di Danau Loch Ness
Mengikuti kehebohan tersebut, sebuah destinasi di Skotlandia pun dikabarkan akan diserbu pada tanggal 21 September atau sehari setelah Area 51.
Destinasi itu sendiri adalah Danau Loch Ness, sebuah tempat yang selama bertahun-tahun dipercaya sebagai tempat tinggal monster Nessie.
Dilansir dari laman Sick Chirpse, event ini dibuat oleh pria bernama Bryan Richards dan diberi judul "Storm Loch Ness, Nessie can't hide from us all".
Layaknya event penyebuan Area 51, event di danau Loch Ness tersebut juga telah berhasil mengumpulkan 24.000 peminat.
Menanggapi hal ini, Royal National Lifeboat Institution (RNLI) menyatakan jika event tersebut tidak akan seberbahaya penyerbuan Area 51.
Baca Juga: Google Ikut Berburu Monster Loch Ness
Hal ini dikarenakan danau Loch Ness adalah tempat yang terbuka untuk umum.
Meski begitu, RNLI tetap memperingatkan risiko tenggelam yang ada jika event ini benar-benar dilakukan nantinya.
"Kapal penyelamat Atlantik kami memiliki kapasitas yang menakjubkan, tapi masih tidak cukup untuk mengakomodasi peserta event ini," ujar RNLI.
"Danau ini memiliki panjang 35 km, kedalaman lebih dari 228 meter, temperatur air 6 derajat Celcius, dan ombak setinggi 4 meter."