Suara.com - Joshua Harris, mantan pendeta dan aktivis antipacaran terkemuka di Amerika Serikat, mengumumkan telah bercerai dan telah kehilangan imannya, demikian diwartakan The Guardian, Selasa (30/7/2019).
Harris, yang menulis buku bertajuk I Kissed Dating Goodbye pada 1997 - buku itu sendiri terjual lebih dari 1 juta kopi di seluruh dunia - juga meminta maaf pada kelompok LGBT karena merasa telah turut membuat mereka dipinggirkan dan memicu munculnya sikap fanatik.
Dalam bukunya itu, Harris yang juga mantan pastor pada sebuah mega church atau gereja raksasa Amerika, mengajak remaja-remaja Kristen untuk menolak pacaran dan menolak berhubungan seksual sebelum nikah.
Anak-anak muda, kata dia, tak boleh berciuman, berpegangan tangan, atau berduaan sebelum menikah. Pacaran, klaim Harris, tidak sehat secara spritual dan merupakan apa yang dicapnya sebagai "medan latihan menuju perceraian".
Baca Juga: Begini Aturan Pacaran Ideal Versi Netizen yang Viral di Twitter
Buku itu, yang ditulis Harris ketika berusia 21 tahun, beredar luas di lingkungan anak-anak muda Kristen evangelis. Di dalamnya ia mempromosikan "budaya kemurnian".
Harris kemudian menjadi pastor senior pada Gereja Convenant Life di Gaithersburg, Maryland, AS. Ia meninggalkan gereja itu pada 2015. Gereja tersebut dituding telah menutup-nutupi kasus pelecehan seksual anak, karena tak melaporkan kasus-kasus itu ke polisi.
Pada 2018 kemarin, Harris secara mengejutkan mencabut gagasan yang pernah dia tuangkan dalam buku I Kissed Dating Goodbye.
"Saya tak lagi sepakat dengan gagasan utama dalam buku itu, bahwa pacaran harus dihindari. Saya kini berpikir pacaran bisa menjadi bagian yang sehat saat seseorang membangun hubungan dan mengenal kualitas-kualitas penting dalam diri pasangan," kata dia.
"Untuk mereka yang telah membaca buku saya dan disesatkan atau terpengaruh olehnya, saya minta maaf," lanjut dia.
Baca Juga: Sentil Budaya Traktiran Makan, Aturan Pacaran Ideal Ini Jadi Viral
Pada Juli ini, via Instagram ia mengumumkan akan bercerai dari istrinya, yang telah dinikahinya selama 21 tahun. Sembilan hari kemudian, masih lewat Instagram, ia mengaku "telah mengalami pergeseran besar terkait iman saya kepada Yesus."
"Saya telah hidup dalam penyesalan selama beberapa tahun terakhir - menyesal atas perasaan berpuas diri, atas pendekatan hidup yang mengedepankan ketakutan, atas ajaran dalam buku-buku saya, atas pandangan saya terhadap perempuan di dalam gereja, dan atas pendekatan saya soal pengasuhan anak," tulis dia.
"Tetapi saya secara khusus ingin menambahkan ini dalam daftar penyesalan: kepada komunitas LGBTQ+, saya minta maaf atas pandangan-pandangan dalam buku saya dan sebagai pastor dalam soal seksualitas," beber Harris.
"Saya menyesal telah menentang kesetaraan perkawinan, karena tidak mengakui tempat kalian di dalam gereja, dan karena tulisan serta perkataan saya telah berkontribusi dalam munculnya peminggiran serta sikap fanatik. Saya harap kalian memaafkan saya," lanjut Harris.
Ia juga mengatakan bahwa bukunya akan dihentikan peredarannya, karna mengandung banyak cacat.