5 Fakta Stonehenge, Monumen Batu yang Masih Diselimuti Misteri

Minggu, 28 Juli 2019 | 14:18 WIB
5 Fakta Stonehenge, Monumen Batu yang Masih Diselimuti Misteri
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Siapa yang tidak kenal monumen batu Stonehenge, sebuah situs Warisan Budaya Dunia yang hingga kini masih menyimpan banyak pertanyaan tak terjawab?

Layaknya patung Moai di Pulau Paskah atau piramida Mesir, Stonehenge adalah sebuah situs yang selalu ramai menarik minat wisatawan maupun ilmuwan.

Hal ini dikarenakan proses pembangunan hingga formasi batuan di Stonehenge sukses membuat bingung banyak orang.

Tak heran, aneka macam teori dan asumsi pun kerap bermunculan soal bangunan yang dibangun ribuan tahun silam ini.

Baca Juga: Sambut Solstis Bulan Juni, Ribuan Orang Penuhi Stonehenge

Meski belum semua teori dan asumsi tersebut dipastikan benar, namun ada beberapa fakta yang kini sudah disetujui oleh arkeolog dan ilmuwan dunia.

Seperti dilansir dari laman My Modern Met, berikut fakta-fakta tersebut.

Stonehenge (Pixabay/Pexels)
Stonehenge (Pixabay/Pexels)

1. Merupakan bagian dari area suci yang lebih besar.

Stonehenge terletak di Salisbury Plain, Inggris, sebuah dataran kapur yang memiliki luas mencapai 777 km2.

Dengan daerah seluas tersebut, Stonehenge bukan merupakan satu-satunya monumen bersejarah yang ada.

Baca Juga: Terungkap, Peneliti Genetik Ini Tunjukkan Pembuat Stonehenge

Hal ini ditunjukkan oleh 3 kerangka kayu besar yang didirikan 10.500 tahun silam, jauh sebelum Stonehenge.

Selain itu, menurut radar, ada beberapa kuil Neolitik yang masih tersembunyi di area tersebut dan menunjukkan bahwa Stonehenga hanya bagian kecil dari area yang lebih besar.

2. Menggunakan dua tipe batu

Ada dua jenis batu yang digunakan untuk membangun Stonehenge, yaitu batu pasir berukuran besar dan bluestones yang berukuran kecil.

Batu pasir tersebut dapat ditemukan di area yang ada di sekitar Stonehenge, sekitar 32 km jauhnya.

Sementara, bluestones berasal dari Bukit Preseli yang ada 225 km jauhnya dari Stonehenge.

Stonehenge (Pixabay/shamboo)
Stonehenge (Pixabay/shamboo)

3. Butuh keahlian khusus untuk membangunnya

Untuk memastikan batu-batu di Stonehenge dapat berdiri tegak selama ribuan tahun lamanya, butuh keahlian dan teknik khusus yang berhubungan dengan pertukangan.

Stonehenge dibangun dengan cara menggali lubang untuk batu-batu tersebut, meletakkan tiang dan rangka kayu untuk menyangganya, sebelum menarik batu-batu tersebut agar dapat berdiri tegap.

4. DNA dapat digunakan untuk mencari siapa pembuat Stonehenge

Sejak dulu, pertanyaan mengenai siapa yang membangun Stonehenge belum dapat dipecahkan.

Namun, baru-baru ini, sekelompok ilmuwan menggunakan analisis DNA untuk menemukan siapa sebenarnya yang membangun Stonehenge.

Menurut analisis, Stonehenge dibangun oleh para petani dari pesisir Aegean yang bermigrasi ke Inggris pada tahun 4.000 SM.

Situs Stonehenge, Inggris. (Shutterstock)
Situs Stonehenge, Inggris. (Shutterstock)

5. Berhubungan erat dengan astronomi

Salah satu fakta terkenal Stonehenge adalah lokasi batuan yang ada akan tampak sejajar dengan matahari saat solstis musim panas dan musim dingin.

Hal ini pertama ditemukan oleh arkeolog Inggris William Stukeley pada tahun 1720.

Sejak saat itu, Stonehenge pun ikut menarik minat banyak astronom yang memperkirakan bahwa Stonehenge digunakan untuk memprediksi waktu terjadinya gerhana.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI