Telisik Sejarah Burung Garuda, Lihat Koleksi Rancangannya di Istana Kadriah

Sabtu, 27 Juli 2019 | 06:00 WIB
Telisik Sejarah Burung Garuda, Lihat Koleksi Rancangannya di Istana Kadriah
Istana Kadriah terletak tepat di persimpangan sungai Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil dan Sungai Kapuas. (Suara.com/Rahmad Ali)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Untuk diketahui Sultan Hamid II sendiri lahir dengan nama Syarif Abdul Hamid Alkadrie dan lahir di Pontianak, pada 12 Juli 1913 serta meninggal di Jakarta, pada 30 Maret 1978. Beliau adalah putra sulung Sultan Pontianak ke-6, Sultan Syarif Muhammad Alkadrie pendiri kasultanan Kadriah.

Syarief bercerita Sultan Hamid II pernah bersekolah di Sekolah Akademi Militer Belanda (Koningklij Militaire Academy) di Breda, Belanda. Dirinya pernah menjadi ajudan istimewa Ratu Wilhelmina Belanda.

"Dulu sebelum kemerdekaan, Sultan Hamid II ini ajudannya ratu Belanda, Bu Helmina. Beliau satu sekolah sama bung Karno di Belanda tapi tidak tahu bagaimana bisa crash begitu," ujarnya.

Filosofi Istana Kadriah

Baca Juga: Resmi Bubar, Jokowi: Terima Kasih Kerja Keras Nonstop TKN

Syarif kembali bercerita, pada waktu pendiriannya, Syarif Abdurrahman Alkadrie menyisiri Sungai Kapuas sepanjang 1100 meter. Dalam penyisiran itu, Syarif Abdurrahman dihadapkan pada tantangan yang diberikan oleh para hantu kuntilanak yang seringkali menghalanginya ketika ia hendak membuka lahan hutan di sepanjang Sungai Kapuas.

Menurut cerita Syarif, dari nama kuntilanak itulah nantinya nama Pontianak berasal. Untuk menentukan lokasi dimana istananya akan dibangun, Syarif Abdurrahman kemudian melepaskan tiga kali tembakan meriam ke udara.

Tiga titik jatuhnya meriam tersebutlah yang saat ini menjadi lokasi pendirian Istana Kadriah, Masjid Jami' Sultan Abdurrahman serta lokasi pemakaman anggota keluarga Kesultanan Pontianak.

"Pohon yang tadinya dihuni oleh kuntilanak susah di tebang, akhirnya Sultan berdoa agar kuntilanak tersebut dipindahkan. Setelah itu pohon tersebut kini dijadikan tiang masjid," ujarnya

Sama seperti keraton-keraton Melayu lainnya yang ada di Kalimantan Barat, para pengunjung dapat menemukan beberapa senjata meriam di halaman depan istana ini.

Baca Juga: Kelly Tandiono Yakin Film Gundala Raih Sejuta Penonton dalam 5 Hari

Sementara itu, istana yang didominasi oleh warna kuning, para pengunjung dapat menemukan berbagai foto-foto dan kisah sejarah dari istana Kadriah. Beberapa ruangan pribadi milik keluarga kesultanan juga dibuka untuk umum, walaupun terdapat beberapa larangan ketika pengunjung luar memasukinya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI