Suara.com - Salah satu model seksi Amerika bernama Elizabeth Pipko mengaku telah menjadi pendukung Donald Trump sejak awal. Namun, ia tidak pernah membiarkan identitasnya diketahui secara terbuka.
Dilansir dari laman New York Post, hal tersebut karena dirinya takut akan hancur dan diasingkan dari rekan-rekan modelnya. Nyatanya, ia telah menjadi sukarelawan untuk kampanye Presiden Donald Trump pada 2016.
Pada masa kampanye tersebut, kadang-kadang ia bekerja hingga 10 jam sehari. Namun, ia tidak mengungkapkan fakta kepada siapapun dalam industrinya karena takut diserang.
"Aku pergi untuk bertemu manajerku yang tak berafiliasi dengan agen model. Dia seorang kolega yang selalu marah dan membenci Trump," cerita Elizabeth.
Baca Juga: Jadi Buron, Model Ganteng Ini Ternyata Jualan Konten Porno di Bali
"Manajerku terus mengatakan betapa jahatnya orang-orang yang bekerja untuk Trump dan dia tidak akan pernah bekerja dengan siapapun yang mendukungnya," lanjutnya.
"Aku takut mereka akan mengetahui bahwa aku adalah salah satu dari yang mereka sebut sebagai orang-orang jahat," tambah Elizabeth.
Model seksi berusia 23 tahun ini pun menambahkan bahwa sejak saat itu, ia berbohong dan mengatakan bahwa dirinya melatih orang-orang untuk olahraga seluncur es. Padahal sebenarnya, ia bekerja sebagai koordinator layanan sukarelawan nasional untuk tim data di Trump Power.
Ia pun bercerita, suatu saat bertemu dengan seorang model pria terkenal di Trump Tower. Model tersebut juga menjadi sukarelawan untuk kampanye Donald Trump.
Setelah itu, Elizabeth memintanya untuk tidak memberi tahu siapapun jika keduanya saling bertemu di Trump Tower dan menjadi relawan kampanye bagi sosok yang sekarang menjadi Presiden Amerika tersebut.
Baca Juga: Keturunan Indonesia, Intip Pesona Sylvie Meis Top Model Cantik Belanda
"Tapi sekarang sudah dua tahun sejak pemilihan, saya tidak ingin diam lagi, bahkan jika itu berarti mengucapkan selamat tinggal pada permodelan selamanya," katanya dengan tegas.