Sebuah tinjauan tahun 2016 tentang tanaman ganja juga menyoroti efek antibakteri dan antijamurnya. Efek ini dapat membantu mengurangi infeksi dari kotoran dan polutan lain pada kulit.
Meski hasil awal dari studi ini menjanjikan, uji coba pada manusia masih perlu dilakukan. Agar dokter bisa merekomendasikan minyak CBD atau produk ganja sebagai bagian dari rutinitas perawatan kulit anti jerawat, penelitian pada manusia perlu dibuktikan secara langsung.
Biasanya, di beberapa negara, minyak CBD dapat digunakan secara langsung pada kulit, maupun penggunaan oral. Bahkan dijual secara online.
Pada penggunaan topikal, cukup campurkan minyak ini dengan beberapa minyak lain, seperti minyak kelapa, minyak zaitun, shea butter atau minyak argan ke bagian yang mengalami jerawat.
Baca Juga: Jefri Nichol Ditangkap Narkoba, Ini 5 Manfaat Ganja Medis untuk Kesehatan
Namun, tak sedikit pula yang mengonsumsi minyak CBD untuk mengobati jerawat, karena senyawa anti-inflamasi dalam CBD masih aktif ketika mereka memasuki tubuh.
Tapi, penelitian yang mengeksplorasi minyak CBD dan kulit telah mengonfirmasi bahwa menerapkan minyak CBD secara langsung ke sel-sel sebum kulit itu justru lebih baik.
Selain minyak CBD, ada beberapa produk lain yang bisa ditemui di pasaran yang mengandung senyawa lain dari tanama ganja, seperti tetrahydrocannabinol, komponen psikoaktif ganja.
Meskipun tidak menyebabkan efek 'nge-fly' jika seseorang menerapkannya secara topikal, mungkin penting untuk diperhatikan jika Anda memiliki kulit sensitif atau menjalani tes narkotika secara teratur.
Baca Juga: Sampingan Bisnis Ganja, Axl Roses Ditangkap di Batam